Japan Airlines Pangkas Gaji 37 Eksekutif usai Kasus Pilot Mabuk

- Pemotongan gaji eksekutif atas insiden minum alkohol pilot.
- Kronologi dan dampak keterlambatan penerbangan akibat pilot minum alkohol.
- Langkah perbaikan dan evaluasi JAL atas keselamatan dan budaya kerja.
Jakarta, IDN Times - Japan Airlines (JAL) akan memangkas gaji 37 eksekutif setelah terungkap kasus pilot yang mengonsumsi alkohol sebelum bertugas, menyebabkan keterlambatan penerbangan hampir 20 jam. Keputusan ini diumumkan pada Rabu (17/9/2025), sebagai langkah penegakan disiplin dan peningkatan keselamatan penerbangan.
Langkah ini merupakan respons atas sejumlah insiden terkait alkohol yang selama ini terjadi di lingkungan maskapai nasional Jepang tersebut. JAL menyatakan bahwa reformasi internal untuk meningkatkan kesadaran keselamatan dianggap belum memadai sehingga tindakan tegas diperlukan.
1. Pemotongan gaji eksekutif atas insiden minum alkohol pilot
JAL mengumumkan pemotongan gaji Presiden JAL, Mitsuko Tottori, sebesar 30 persen selama dua bulan. Selain itu, Yukio Nakagawa, pejabat eksekutif yang juga bertanggung jawab atas keselamatan, serta Masaki Minami, yang mengawasi operasi penerbangan, menerima pengurangan gaji sebesar 20 persen untuk satu bulan. Sementara 34 eksekutif lainnya mendapat pemotongan gaji 10 persen selama satu bulan.
"Kami menyesal atas kejadian ini dan sepenuhnya memahami bahwa reformasi internal terhadap kesadaran keselamatan masih belum cukup," kata Tottori, dilansir The Japan Times.
Pernyataan ini mengindikasikan keseriusan puncak manajemen dalam menerima konsekuensi atas kelalaian pengawasan internal.
2. Kronologi dan dampak keterlambatan penerbangan akibat pilot minum alkohol
Pada Agustus 2025, seorang kapten pilot yang dijadwalkan mengoperasikan penerbangan internasional dari Honolulu ke Bandara Chubu Centrair di Prefektur Aichi diketahui telah mengonsumsi tiga botol bir dengan kandungan alkohol 9,5 persen sehari sebelum bertugas. Hal ini menyebabkan tiga penerbangan mengalami keterlambatan sampai 18,5 jam, dengan total penumpang hampir 630 orang terdampak.
Kementerian Perhubungan Jepang mengeluarkan peringatan tegas kepada JAL pada Rabu (10/9/2025) karena manajemen internal yang dinilai kurang dalam pengawasan dan pembatasan konsumsi alkohol bagi awak kabin.
3. Langkah perbaikan dan evaluasi JAL atas keselamatan dan budaya kerja
Sejak Desember 2024 lalu, JAL telah menghadapi beberapa insiden serupa, dimana sejumlah pilot gagal melewati pemeriksaan alkohol sebelum penerbangan, termasuk kejadian yang menyebabkan keterlambatan penerbangan di Melbourne. Setelah kejadian tersebut, pihak manajemen menjalani tindakan disipliner termasuk pemotongan gaji dan perombakan jabatan.
"Kami akan menerapkan langkah-langkah ketat untuk mencegah terulangnya pelanggaran ini, termasuk larangan minum alkohol bagi pilot di lokasi penugasan dan pengawasan yang lebih ketat," kata Tottori, dilansir Japan Forward.
JAL juga menjanjikan reformasi menyeluruh terhadap sistem pengujian alkohol dan budaya keselamatan internal yang lebih kuat.