Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jembatan Timbang Gak Bisa Jaring Truk ODOL, Ini Strategi Baru Kemenhub

Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi. (IDN Times/Vadhia)
Intinya sih...
  • Kemenhub akan menerapkan Zero ODOL usai Lebaran 2025
  • Menhub Dudy Purwagandhi akan menggunakan teknologi Weight in Motion dan jembatan timbang portable untuk mengendalikan truk-truk ODOL

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) punya strategi baru untuk mengendalikan keberadaan truk-truk Over Dimension Over Load (ODOL) di jalan-jalan raya. Pengendalian itu jadi cara Kemenhub sebelum nantinya menerapkan Zero ODOL usai Lebaran.

Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi mengaku bakal menggabungkan teknologi Weight in Motion (WIM) dan jembatan timbang portable untuk menjaring truk-truk ODOL.

Dudy menyampaikan, jembatan timbang saat ini sudah tidak efektif digunakan untuk menjaring truk ODOL di jalan tol. Oleh karena itu, penggunaan WIM bisa menjadi opsi agar pengendalian ODOL lebih efektif.

"(Jembatan timbang) bukan ditiadakan, tapi kita akan menggabungkan motodenya. Jadi jembatan timbang, kemudian ada Weight in Motion itu juga di jalan tol, kita akan lihat seberapa efektifnya," kata Dudy dikutip Kamis (6/3/2025).

1. Alasan jembatan timbang sudah tidak lagi efektif

Jembatan timbang berbasis teknologi IoT. (Dok. Istimewa)

Dudy pun mengungkapkan alasan mengapa jembatan timbang tidak lagi efektif digunakan untuk mencegah truk-truk ODOL berkeliaran di jalan raya.

"Jembatan Timbang itu kan kebanyakan ada di jalan arteri. Sekarang truk-truk (ODOL) ini masuk tol soalnya. Kemudian juga kita tidak bisa mengoperasikan 24 jam. Jadi mereka kalau kita operasikan jam 8 pagi terus istirahat truk itu bisa lewat kemudian kalau sampai jam 5 sore gak ada lagi, ya sudah mereka seperti berpesta jadinya," tutur Dudy.

2. Kemenhub jemput bola kendalikan truk-truk ODOL

Penindakan truk ODOL yang melintas di OKI. (Dok. Sat Lantas Polres OKI)

Oleh karena itu, Dudy mengatakan, pihaknya akan mengubah cara dalam menjaring truk-truk ODOL ini dengan metode 'jemput bola'.

"Kemarin saran dari Gubernur Jabar saran cukup bagus kami datangi misalnya wilayah-wilayah, kawasan-kawasan yang banyak angkutannya. Kami cegat disitu sehingga mereka tidak terlalu jauh ke jalan untuk mengangkut barang-barang kelebihan muatan," ujar Dudy.

"Ini yang akan kami lakukan kita akan jemput bola di mana banyak kendaraan-kendaraan ODOL tersebut," sambungnya.

3. Penerapan Zero ODOL dilakukan usai Lebaran 2025

Penertiban truk ODOL yang melintas di OKI. (Dok. Sat Lantas Polres OKI)

Sebelumnya, Dudy mengungkapkan penerapan Zero ODOL agar tidak ada truk-truk besar dan kelebihan muatan untuk melintas di jalanan berlaku setelah Lebaran 2025 atau mulai April mendatang.

Hal itu tidak lepas dari momen Ramadan yang masih berlangsung saat ini sehingga peran truk-truk besar masih sangat dibutuhkan untuk distribusi barang. Namun, dalam dua minggu belakangan ini Dudy mengaku pihaknya telah melakukan sejumlah operasi terkait truk ODOL bersama dengan sejumlah pihak termasuk kepolisian.

"Sebenarnya kita belum masif karena memang suasananya kan sekarang masih suasana bulan Ramadan ya. Kita juga tahu bahwa pada saat Ramadan ini distribusi barang masih cukup tinggi, tapi pesan yang ingin kami sampaikan bahwa pada penyelenggara angkutan darat khususnya, kita sudah mulai serius lagi terhadap penanganan masalah ODOL," tutur Dudy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us