Jenis-Jenis Aset yang Perlu Kamu Ketahui

- Aset dapat diartikan sebagai sumber daya ekonomi milik pribadi atau perusahaan yang diharapkan menghasilkan keuntungan.
- Jenis aset berdasarkan konversi terbagi menjadi aset lancar (saldo bank, deposito) dan tidak lancar (brand, tanah).
Jakarta, IDN Times - Aset dapat diartikan sebagai sumber-sumber daya dengan nilai ekonomi milik pribadi atau perusahaan yang diharapkan bisa menghasilkan keuntungan pada masa mendatang.
Banyak yang menggunakan istilah "aset" untuk menyebut kepemilikan benda oleh seseorang, tetapi nyatanya aset tidak harus selalu dimiliki 100 persen oleh pemegangnya.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki mesin operasional yang kepemilikannya 100 persen dibiayai dari utang. Mesin operasional tersebut tetap diperlakukan sebagai aset, tetapi sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan biaya pembayaran utang dari segi liabilitas.
Untuk mengetahui jenis-jenis aset, kamu bisa membaginya berdasarkan konversi, fungsi, dan fisiknya. Lantas apa saja jenis-jenis aset tersebut? Berikut ulasannya seperti dikutip dari situs resmi OCBC:
1. Jenis aset berdasarkan konversi (proses mengubahnya jadi kas)

Ada dua jenis aset berdasarkan konversi. Pertama aset lancar yang dapat diartikan sebagai aset dengan likuiditas tinggi sehingga dapat diubah bentuknya menjadi kas dengan cepat. Beberapa contoh aset lancar di antaranya adalah saldo bank, deposito, obligasi, saham bursa, dan piutang.
Kedua adalah aset tidak lancar yang kebalikannya dari aset lancar. Akuntan biasanya menyebut aset jenis ini sebagai aset tetap. Aset tidak lancar/aset tetap adalah aset yang likuiditasnya rendah sehingga mengubahnya menjadi kas membutuhkan berbagai prosedur. Contoh, aset tidak lancar/aset tetap ini adalah brand, merek dagang, data supplier, kanal distribusi, bangunan, mesin, dan tanah.
2. Jenis aset berdasarkan fungsi

Ada dua jenis aset berdasarkan fungsi atau kegunaannya, yakni aset operasional dan aset non-operasional.
Aset operasional adalah aset yang dirawat dan diolah perusahaan dengan tujuan menghasilkan profit secara berkelanjutan. Efektivitas aset operasional sangat bergantung pada sistem dan para pengelolanya. Di lingkup operasional, benda-benda yang termasuk aset adalah uang kas, mesin, bangunan, prosedur kerja, paten, merek dagang, inovasi, kecerdasan tenaga kerja, dan hak cipta.
Sementara itu, aset non-operasional dapat diartikan sebagai aset yang bukan dari kegiatan operasional internal perusahaan. Meski jarang dikenal, sebagian besar aset non-operasional penting untuk prospek pendanaan jangka panjang. Di bidang non-operasional, beberapa hal yang termasuk aset adalah valuasi perusahaan, obligasi, hasil investasi, dan pencairan jaminan atau asuransi.
3. Jenis aset berdasarkan bentuk fisik

Ada dua jenis aset berdasarkan bentuk fisik, yakni aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets).
Aset berwujud merupakan aset yang punya bukti fisik nyata sehingga dapat disaksikan dan dikelola lewat pancaindra. Aset berwujud pada umumnya dapat dihitung dan diukur kualitasnya dengan mudah serta rentan mengalami depresiasi (penyusutan nilai). Adapun beberapa contoh aset berwujud adalah properti, uang tunai, dan perlengkapan perusahaan.
Kemudian aset tidak berwujud adalah kebalikan dari aset berwujud karena bentuknya abstrak dan tidak dapat dianalisis dengan pancaindra. Contoh aset tidak berwujud, antara lain brand, hak cipta, hak paten, merek dagang, dan franchising.