Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Ungkap 90 Persen Barang di E-Commerce adalah Impor

Presiden Joko "Jokowi" Widodo resmi meluncurkan Bursa Karbon, Selasa (26/9/2023) (dok. BEI)
Presiden Joko "Jokowi" Widodo resmi meluncurkan Bursa Karbon, Selasa (26/9/2023) (dok. BEI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengungkapkan hampir semua barang yang dijual di e-commerce datang dari luar negeri alias barang-barang impor. Hal tersebut membuat Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak melulu menjadi pasar, melainkan ikut menjadi produsen.

Hal itu disampaikan Jokowi ketika memberikan arahan kepada Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan Alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lemhannas RI di Istana Negara, Rabu (4/10/2023).

"Kita hanya jadi konsumen dan 90 persen hati-hati barangnya barang impor lebih banyak lagi, bukan produk kita sendiri," ujar Jokowi.

1. Jokowi ungkap praktik predatory pricing

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Persemaian Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (YouTube.com/Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Persemaian Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Selain banyaknya barang impor, Jokowi juga mengungkapkan temuannya terkait predatory pricing alias praktik menjual barang di bawah harga produksi.

"Bahkan baju, kemarin ada yang dijual berapa? Rp5.000. Artinya di situ ada predatory pricing, sudah mulai bakar uang yang penting menguasai data, menguasai perilaku. Ini semua kita harus mengerti mengenai ini," ucapnya.

2. Jokowi minta masyarakat tidak cuma jadi konsumen

ilustrasi situs belanja online (pexels.com/PhotoMIX Company)
ilustrasi situs belanja online (pexels.com/PhotoMIX Company)

Oleh sebab itu, Jokowi meminta masyarakat Indonesia tidak diam dan menjadi konsumen di tengah masifnya perkembangan ekonomi digital saat ini.

Indonesia mesti jadi produsen dan menikmati potensi ekonomi digital yang diprediksi mencapai ribuan triliun rupiah pada 2030.

"Kita tidak boleh hanya menjadi pasar saja. Ada potensi, tapi kita hanya jadi pasarnya saja. Oleh sebab itu, kita harus jadi pemain, menyiapkan pemain-pemain ini yang memerlukan kerja keras karena waktunya kita dibatasi oleh limit waktu," ucap Jokowi.

3. Persiapan talenta digital jadi PR pemerintah

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kedua dari kanan), Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah (kedua dari kiri) serta Founder & CEO Dektos Digital Corbuzier Deddy Corbuzier menjadi narasumber di sesi pertama, Elevating Your Future yang membahas peningkatan kapabilitas talenta digital Indonesia pada Digiland 2023 Conference di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (8/7). (Dok. Telkom Indonesia)
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kedua dari kanan), Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah (kedua dari kiri) serta Founder & CEO Dektos Digital Corbuzier Deddy Corbuzier menjadi narasumber di sesi pertama, Elevating Your Future yang membahas peningkatan kapabilitas talenta digital Indonesia pada Digiland 2023 Conference di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (8/7). (Dok. Telkom Indonesia)

Jokowi menyampaikan, persiapan talenta-talenta digital tersebut kini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah.

"Waktunya hanya dua tahun dari pertengahan tahun kemarin. Bagaimana bisa menyiapkan talenta-talenta digital kita, ini bukan barang yang mudah dan kita tidak boleh hanya jadi konsumen saja," kata dia.

4. Pemerintah terus persiapkan digital talent

Airlangga Hartarto hadir dalam acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 pada Jumat (30/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Gilang Pandutanaya)
Airlangga Hartarto hadir dalam acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 pada Jumat (30/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Gilang Pandutanaya)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan talenta digital saat ini memang jadi perhatian pemerintah.

Pemerintah pun telah memiliki program retraining dan reskilling untuk digital talent. Hal ini termasuk mendorong Digital Hub atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Digital yang terdapat di Nongsa Digital Park di Batam.

Pemerintah mengundang beberapa data center untuk masuk di KEK tersebut. Indonesia juga terus mendorong dibangunnya co-working space sehingga anak muda bisa mulai berusaha dalam sebuah ekosistem yang akan dibangun.

“Pemerintah berharap adanya program-program pengembangan talenta digital dapat menjadikan backbone IT tidak di negara lain, tetapi di Indonesia,” kata Airlangga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us