KAI dan INKA Mau Merger, Erick Thohir Ungkap Alasannya

- Kementerian BUMN akan merger KAI dengan INKA
- Merger ini untuk memangkas jumlah BUMN dari 47 menjadi 30 perusahaan
Jakarta, IDN Times - Kementerian BUMN akan menggabungkan alias merger PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dengan PT INKA.
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan, hal itu adalah bagian dari upaya memangkas jumlah BUMN dari 47 perusahaan menjadi 30 perusahaan.
“Usulan untuk 47 menjadi 30, ya, kan salah satunya bagaimana INKA dan KAI menjadi satu payung,” kata Erick di kantornya, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
1. PT KAI jadi induk

Erick mengatakan, nantinya PT KAI akan menjadi induk PT INKA setelah merger itu direalisasikan.
“Masa INKA-nya jadi holding? KAI-nya lah,” kata Erick.
2. Permudah koordinasi tentang kebutuhan kereta

Erick mengatakan, selama ini koordinasi KAI dengan INKA tentang kebutuhan kereta sudah membaik. Namun, akan lebih baik lagi apabila KAI dengan INKA menjadi satu perusahaan.
“Tidak mungkin perlu gerbong titik-titik, tapi gak ngomong sama INKA. INKA-nya juga gak koordinasi bila misalnya perlu ini. Kan itu cuma sinkronisasi,” ujar Erick.
3. Perlu restu Sri Mulyani

Erick mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan merger PT KAI dengan INKA. Namun, perlu izin dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selaku pemegang saham BUMN.
“Tentu kita akan dorong, prosesnya nanti kan dari Kemenkeu lah. Karena kan pengelola kami, kepemilikan dari Menteri Keuangan. Kita propose ke sana dan saya juga sudah paparan kan di banyak pihak bahwa memang sinkronisasi daripada banyak perusahaan BUMN ini bisa lebih maksimal,” ucap Erick.