Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Ismail Wahab. (Tangkapan Layar Zoom)
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Ismail Wahab. (Tangkapan Layar Zoom)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) enggan mengomentari wacana impor beras. Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab mengatakan keputusan impor beras melibatkan koordinasi banyak kementerian/lembaga.

"Menyangkut kalau impor, saya tidak bisa menjawab. Karena itu kami hanya menyampaikan, ranahnya impor itu kan banyak, tidak hanya di Kementerian Pertanian, ada di Kemendag, ada di Kemenko, dan itu keputusan ratas. Jadi saya tidak bisa menjawab," kata Ismail dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/11/2022).

1. Tak ada permasalahan produksi beras dalam negeri

Petani merontokkan bulir padi saat panen raya padi. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan sejauh ini tak ada persoalan produksi beras di dalam negeri.

"Jadi kita akan mengikuti apapun keputusan pemerintah. Tapi terkait masalah impor, kita tidak komentar di sini, karena ini keputusan bersama. Kami hanya menyampaikan bahwa tidak ada masalah terkait produksi," ucap dia.

2. Stok beras di Indonesia diperkirakan mencapai 8 juta ton hingga akhir 2022

Bulog Kanwil Jateng menyalurkan bantuan beras PPKM kepada warga terdampak COVID-19. (dok. Bulog Kanwil Jateng).

Berdasarkan hasil survei Cadangan Beras Nasional 2022, per Juni 2022 stok beras di Indonesia mencapai 9,71 juta ton. Dari angka tersebut, sebesar 67,94 persen beras ada di rumah tangga.

Ismail mengatakan, saat ini memang stok beras paling banyak ada di rumah tangga. Salah satunya dikarenakan ada program bantuan sosial (bansos) beras, seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disalurkan langsung ke masyarakat.

"Kenapa banyak rumah tangga? Karena kita tahu, BLT itu langsung ke rumah tangga. BPNT itu diberikan langsung, dan itu tidak melalui Bulog. Sehingga distribusinya banyak di rumah tangga produsen, dan rumah tangga konsumen," ucap Ismail.

Ismail mengatakan, jika dihitung sampai akhir tahun, diperkirakan stok beras nasional di Indonesia mencapai 8 juta ton.

"Maka pada akhir 2022, kita akan punya stok 8,05 juta ton beras. Ini data yang kami hasilkan dari hasil survei dan KSA BPS," tutur Ismail.

3. Petani tunggu hasil panennya diserap Bulog

Petani PPU (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Ismail mengatakan, saat ini banyak petani yang menyimpan stok berasnya di penggilingan. Dia mengatakan, para petani menanti Bulog melakukan penyerapan beras.

Sayangnya, hal itu menemui kendala, karena Bulog mematok penyerapan beras seharga Rp9.700 per kg, sementara harga di pasaran sudah Rp10.000 per kg.

"Kenapa Bulog tidak bisa memenuhi? Tadi, harganya sudah tidak bisa masuk. Harga di luar sudah Rp10.000 per kg, Bulog mau ngambilnya Rp9.700 per kg," kata Ismail.

Editorial Team