Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Umum Pebisnis Pemula yang Bikin Usaha Cepat Bangkrut

ilustrasi pelanggan
ilustrasi pelanggan (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Tidak mengenali target pasar: Pebisnis pemula sering ikut-ikutan tren tanpa riset pasar, membuat produk tidak relevan dan sulit laku.
  • Mengabaikan pencatatan keuangan: Tanpa catatan jelas, bisnis berjalan seperti tanpa kompas dan akhirnya rugi tanpa disadari.
  • Malas belajar dari kompetitor: Mengabaikan kompetitor membuat bisnis tertinggal dan sulit bersaing, padahal bisa membuka wawasan baru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memulai bisnis memang jadi impian banyak orang. Kebebasan mengatur waktu, kesempatan menghasilkan uang lebih besar, hingga rasa bangga karena bisa menciptakan sesuatu sendiri adalah alasan kenapa banyak yang terjun ke dunia wirausaha. Namun, realitasnya tidak semudah itu. Banyak pebisnis pemula yang justru harus menutup usahanya hanya dalam hitungan bulan atau tahun pertama.

Nah, berikut ini lima kesalahan umum pebisnis pemula yang bikin usaha cepat bangkrut Scroll dibawah ini!

1. Tidak mengenali target pasar

ilustrasi pembeli
ilustrasi pembeli (freepik.com/freepik)

Banyak usaha gagal karena produknya tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pebisnis pemula sering hanya ikut-ikutan tren tanpa benar-benar riset siapa target pasarnya. Akibatnya, produk yang ditawarkan tidak relevan dan akhirnya sulit laku.

Jika kamu tidak mengenali target pasar, strategi pemasaran pun jadi salah sasaran. Misalnya, menjual produk anak muda tapi promosinya justru diarahkan ke segmen orang tua. Hal ini membuat biaya promosi terbuang percuma. Riset pasar sederhana sejak awal akan sangat membantu agar bisnis tetap relevan.

2. Mengabaikan pencatatan keuangan

ilustrasi mencatat keuangan
ilustrasi mencatat keuangan (freepik.com/ededchechine)

Pencatatan keuangan sering dianggap remeh. Banyak pebisnis pemula yang hanya mengandalkan ingatan atau perasaan untuk menilai keuntungan. Padahal, tanpa catatan jelas, kamu tidak tahu bagaimana aliran uang sebenarnya.

Dengan pencatatan, kamu bisa mengevaluasi biaya mana yang bisa ditekan, strategi mana yang menghasilkan, dan berapa keuntungan nyata yang didapat. Tanpa data ini, bisnis berjalan seperti tanpa kompas. Tidak heran banyak usaha yang akhirnya rugi tanpa disadari.

3. Malas belajar dari kompetitor

ilustrasi bisnis
ilustrasi bisnis (freepik.com/freepik)

Banyak pebisnis baru merasa idenya unik dan berbeda. Mereka jadi terlalu percaya diri sampai lupa bahwa kompetitor bisa jadi sumber pelajaran berharga. Padahal, melihat bagaimana pesaing menjalankan bisnis bisa membuka wawasan baru.

Misalnya, kamu bisa belajar dari cara mereka mengatur harga, promosi, hingga pelayanan pelanggan. Bukan untuk meniru, tapi untuk mencari celah agar bisnismu lebih unggul. Mengabaikan kompetitor membuat bisnismu tertinggal dan sulit bersaing.

4. Mengabaikan pelanggan

ilustrasi pelanggan
ilustrasi pelanggan (pexels.com/RDNE Stock project)

Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah terlalu sibuk mencari pelanggan baru tanpa menjaga pelanggan lama. Banyak pebisnis pemula yang lupa bahwa kepuasan pelanggan adalah kunci agar bisnis bertahan.

Jika pelanggan merasa kecewa karena pelayanan buruk atau kualitas produk menurun, mereka akan meninggalkan bisnismu. Lebih parah lagi, mereka bisa menyebarkan pengalaman buruk ke orang lain. Padahal, menjaga pelanggan lama jauh lebih murah daripada mencari yang baru.

5. Terlalu optimis tanpa perhitungan

ilustrasi bisnis
ilustrasi bisnis (freepik.com/jcomp)

Rasa percaya diri memang penting, tapi terlalu optimis tanpa data justru berbahaya. Banyak pebisnis pemula yang terburu-buru mengeluarkan modal besar untuk hal-hal yang belum perlu. Misalnya, stok barang berlebihan, menyewa tempat terlalu mahal, atau promosi besar-besaran tanpa target pasar jelas.

Jika langkah awal ini tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, modal bisa habis tanpa hasil. Euforia di awal sering membuat orang lupa bahwa bisnis adalah maraton, bukan sprint. Yang lebih penting adalah menjaga konsistensi dan perhitungan matang agar usaha bisa bertahan lama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Business

See More

Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Masuk Level Rp16.570

19 Sep 2025, 09:45 WIBBusiness