Ketidakpastian Pemilu AS Bikin Rupiah Lesu Lawan Dolar

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (28/10/2024) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp15.724 per dolar AS, melemah sebesar 77,5 poin atau 0,50 persen dibandingkan penutupan Jumat (25/10/2024) lalu.
1. Rupiah juga melemah di kurs referensi Bank Indonesia
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar mata uang Garuda pada 24 Oktober 2024 tercatat di level Rp15.729 per dolar AS. Posisi rupiah tersebut melemah dibandingkan pada 25 Oktober 2024 yang berada di level Rp15.629. Dengan demikian, rupiah mengalami pelemahan sebesar 100 poin.
Jisdor adalah kurs referensi resmi yang dirilis oleh Bank Indonesia. Kurs ini menunjukkan nilai tukar rata-rata rupiah terhadap dolar AS yang didapatkan dari transaksi antarbank di pasar valas.
2. Dolar menguat karena ketidakpastian pemilu AS
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan para pelaku pasar keuangan cenderung memilih dolar AS menjelang pemilihan presiden AS yang tinggal seminggu lagi. Pasar juga memperhatikan ketatnya persaingan antara Donald Trump dan Kamala Harris, yang menambah permintaan terhadap aset safe haven.
"Dolar tampaknya lebih diuntungkan dari ketidakpastian ini," ujar Ibrahim.
Dukungan terhadap dolar juga meningkat karena ketidakpastian politik di Jepang setelah koalisi yang dipimpin Partai Demokrat Liberal kehilangan mayoritas parlementernya.
Ketegangan di Timur Tengah sedikit mereda setelah Israel tidak menyerang fasilitas minyak dan nuklir Iran, meskipun Teheran tetap mengancam akan membalas.
3. Rupiah diproyeksi lanjut melemah di perdagangan Selasa
Ibrahim menyampaikan pada perdagangan sore ini rupiah ditutup melemah sebesar 80,5 poin, selah sempat melemah hingga 100 poin. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp15.645,5.
Minggu ini, fokus pasar adalah data ekonomi utama, termasuk produk domestik bruto (PDB) AS dan zona euro, serta indeks harga PCE sebagai indikator inflasi pilihan Federal Reserve (The Fed).
Sejalan dengan itu, untuk perdagangan Selasa (29/10/2024), Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah dalam kisaran Rp15.710 hingga Rp15.810 per dolar AS.