Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketika Odading Mang Oleh Jadi Bahasan  Serius Kementerian Koperasi

Tangkapan video viral / odading mang oleh

Jakarta, IDN Times - Promo digital kini marak dilakukan, terutama di tengah masa pandemik COVID-19. Salah satu yang belakangan viral adalah Odading Mang Oleh yang dipromosikan lewat jalur digital dan kini pembelinya memanjang di antrean.

Asisten Deputi bidang Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Destri Ana Sari bicara soal promosi lewat jalur digital seperti Odading Mang Oleh terhadap keberlangsungan UMKM di Indonesia.

1. Thank to COVID-19, digitalisasi dapat terlaksana

Ilustrasi UMKM (Dok.Pertamina)

Menurut Destri, sebelum COVID-19 mewabah di tanah air, digitalisasi menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang sangat sulit untuk diterapkan. Namun siapa sangka, di tengah wabah global ini, ada pelajaran baik yang bisa dipetik.

"Thank to Coivd, ternyata bisa (melakukan digitalisasi)," ujar Destri. Dia menyebutkan dalam jangka waktu berapa bulan saja sudah ada 2,2 juta produk buatan Indonesia yang on board melakukan digitalisasi.

2. Penting untuk menjaga eksistensi di dunia digital dan non-digital

Destri Ana Sari dalam acara Ngobrol Seru Bareng Hutama Karya - UMKM Kuat, Indonesia Sehat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Setelah digitalisasi mulai akrab bagi pelaku UMKM, PR lainnya menurut Destri adalah menjaga eksistensi. "Bagaimana dia sustain tetap mendapatkan pembeli, bisa eksis di dunia digital maupun bukan," ujar Destri.

Dia mengingatkan branding bukan sebatas logo, namun juga experience. "Kalau lihat millennials sekarang dia tahu apa yang dibutuh teman-temannya jadi berusaha buat seperti yang disukai teman-temannya," ujar Destri.

3. Branding dan Promosi jadi mudah, PR lainnya menunggu

Destri Ana Sari dalam acara Ngobrol Seru Bareng Hutama Karya - UMKM Kuat, Indonesia Sehat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Menurut Destri, untuk membuat branding saat ini terbilang lebih mudah. Termasuk karena digital tools yang menurut dia sudah mudah diakses dan konten kini dapat dibuat dimana saja.

"Kalau sudah banyak order harus diperhatikan supply chain-nya," ujar Destri. "Bagaimana bahan baku tetap ada dan siapa yg diajak memenuhi kebutuhan itu," sambung dia.

Menurut Destri penting agar memastikan jangan sampai setelah order menjadi ramai, kualitas malah menurun dan akhirnya ditinggal oleh konsumen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us