Konsumen AS Berburu Mobil Sebelum Tarif 25 Persen Berlaku

- Konsumen AS membeli mobil sebelum tarif impor baru 25% berlaku pada 2 April 2025
- Penjualan Ford melonjak 10% pada Maret, rencana tarif tinggi oleh pemerintahan Trump mendorong minat beli masyarakat AS
- Lalu lintas online di situs jual beli mobil naik 30%, dealer mulai saksikan pelanggan mempertimbangkan tarif dalam keputusan mereka
Jakarta, IDN Times – Konsumen Amerika Serikat (AS) berbondong-bondong membeli mobil sebelum tarif impor baru sebesar 25 persen mulai berlaku pada 2 April 2025. Lonjakan permintaan ini membuat dealer mobil kebanjiran pembeli sepanjang Maret, yang sekaligus menutup awal tahun yang lebih lesu bagi industri otomotif.
Penjualan Ford, misalnya, melonjak 10 persen pada Maret, setelah sempat mengalami penurunan 1,3 persen di kuartal pertama. Penjualan ritel, yang mencakup transaksi langsung ke konsumen, bahkan melesat hingga 19 persen. Hal ini terjadi di tengah rencana pemerintahan Donald Trump untuk menerapkan tarif tinggi pada semua kendaraan impor, termasuk dari Kanada dan Meksiko.
1. Penjualan mobil meroket di tengah ancaman tarif

Kebijakan tarif yang akan segera diberlakukan telah mendorong peningkatan signifikan dalam minat beli masyarakat AS terhadap kendaraan. Data dari Cox Automotive menunjukkan lonjakan 30 persen dalam lalu lintas online di situs Kelley Blue Book dan Autotrader.com dalam kurun waktu Rabu hingga Senin lalu, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Situs-situs yang menghubungkan dealer mobil dengan konsumen juga mencatat peningkatan rata-rata 20 persen dalam jumlah pengunjung.
“Kendaraan yang saat ini ada di dealer dan persediaan yang tersedia belum terpengaruh oleh tarif, jadi ini waktu yang tepat untuk membeli mobil,” kata Joe McCabe, Presiden dan CEO AutoForecast Solutions, kepada CBS MoneyWatch, dikutip dari CBS News, Rabu (2/4/2025).
Ia menambahkan bahwa bagi konsumen yang mampu dan sedang mencari mobil, saat ini adalah momen terbaik sebelum harga naik akibat tarif.
Dealer mobil di berbagai daerah juga mulai menyaksikan semakin banyak pelanggan yang mempertimbangkan tarif dalam keputusan mereka.
“Sangat masuk akal; saya menduga banyak orang mulai melakukan riset untuk melihat situasi saat ini,” ujar Erin Keating, analis eksekutif di Cox Automotive.
2. Produsen otomotif catat kenaikan penjualan tajam

Dilansir dari CNN Internasional, Rabu (2/4), lonjakan pembelian mobil menjelang kebijakan tarif tidak hanya dialami Ford. Toyota melaporkan peningkatan penjualan hampir 8 persen pada Maret setelah mengalami penurunan 3 persen dalam dua bulan pertama 2025. Honda dan Hyundai juga mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 13 persen pada bulan yang sama. General Motors, sementara itu, melaporkan kenaikan penjualan kuartalan sebesar 17 persen.
Sejumlah kendaraan terlaris Ford berasal dari pabrik di luar AS dan akan terdampak oleh tarif baru ini. Model seperti Ford Maverick, yang diproduksi di Meksiko, mencatat rekor penjualan 19 ribu unit pada Maret. Ford Mustang Mach-E, SUV listrik yang juga dibuat di Meksiko, mengalami lonjakan penjualan 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, insentif pajak sebesar 7.500 dolar AS untuk kendaraan listrik juga berisiko dicabut di bawah kebijakan pemerintahan Trump. Hal ini semakin mendorong konsumen untuk membeli mobil listrik sebelum kebijakan baru mulai diterapkan.
3. Harga mobil diperkirakan naik, konsumen berpikir ulang

Banyak analis memperkirakan harga mobil akan mengalami kenaikan tajam begitu tarif baru mulai diterapkan. Hal ini dapat menyebabkan sebagian konsumen dengan anggaran terbatas kehilangan kesempatan untuk membeli mobil.
“Ada konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Jika tarif diterapkan pada mereka, mereka akan berhenti membeli karena tidak lagi sesuai dengan anggaran mereka,” ujar McCabe.
Salah satu konsumen yang memutuskan membeli mobil lebih awal adalah Val Hird, seorang seniman dari Burlington, Vermont. Ia awalnya ingin membeli Toyota RAV4 Plug-in Hybrid, tetapi dealer setempat tidak memiliki stok.
“Saya akan memesannya, tetapi kemudian kami mendengar tentang tarif ini. Jadi kami berpikir, jika mobil itu belum tiba di AS, maka harganya akan menjadi tidak pasti,” kata Hird kepada.
Sebagai gantinya, Hird memilih membeli model bekas dari dealer di Rhode Island seharga 45.453 dolar AS.
“Saya tidak hidup di dunia di mana saya bisa menghabiskan tambahan 10 ribu dolar AS,” ujarnya, mengacu pada potensi kenaikan harga akibat tarif.
Dengan penerapan tarif hanya tinggal hitungan hari, para pakar menyarankan konsumen yang benar-benar membutuhkan kendaraan untuk segera membeli.
“Jika Anda butuh mobil dan mampu membelinya, belilah sekarang,” kata McCabe.