Koridor 1 Mau Dihapus, Segini Perbandingan Tarif MRT dan TransJakarta

Jakarta, IDN Times - Rencana penghapusan layanan TransJakarta (TJ) Koridor 1 Blok M - Kota imbas dari adanya jalur MRT Tahap II di rute yang sama, menuai banyak kritikan. Salah satunya berkaitan dengan perbedaan tarif antara kedua jenis moda transportasi tersebut.
Pengamat transportasi, Darmaningtyas, mengungkapkan tarif MRT jelas jauh lebih mahal dibandingkan TransJakarta karena berdasarkan jarak tempuh.
"Saat ini saja, jarak Lebak Bulus-Bunderan HI tarifnya mencapai Rp14.000. Naik TJ hanya Rp3.500. Seandainya pada 2027 nanti tarif TJ (TransJakarta) naik menjadi Rp5.000 akan tetap jauh lebih murah dibandingkan tarif MRT dari Lebak Bulus sampai Kota, yang mungkin bisa mencapai Rp30.000. Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi," tutur dia dalam pernyataan tertulisnya dikutip Kamis (26/12/2024).
1. Status ekonomi pelanggan MRT dan TJ berbeda

Dharmaningtyas menjelaskan, pelanggan MRT datang dari kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Hal itu terlihat dari penampilan fisik lebih glowing, pakaian yang dikenakan rata-rata bermerek hingga tentengan tasnya.
"Sangat jarang (boleh dikatakan tidak pernah terlihat sama sekali) pelanggan MRT menenteng tas plastik atau tas kresek atau kardus. Sebaliknya, terlalu mudah menemukan pelanggan TransJakarta membawa tentengan tas kresek atau terbuat dari kardus," katanya.
Menurutnya, dari aspek sosial ekonomi saja sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TransJakarta ke MRT. Tetapi bila mereka dipaksa lantaran koridor I dihapuskan, mereka akan pindah dan menggunakan sepeda motor.
"Ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni," tutur dia.
2. Dishub DKI Jakarta terkesan ingin cari jalan mudah

Alih-alih menghapuskan, Dharmaningtyas justru menyarankan agar Dishub DKI Jakarta mulai mencari cara untuk mengintegrasikan layanan TransJakarta dengan stasiun MRT tahap II, mumpung waktu yang ada masih panjang.
Jika penghapusan layanan TransJakarta menjadi solusi, Dharmaningtyas menilai Dishub DKI Jakarta tidak mau pusing dalam memenuhi konektivitas transportasi masyarakat.
"Selagi masih ada waktu tiga tahun, 2025-2027, berpikirlah bagaimana membangun integrasi layanan MRT dengan TJ, dan bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke MRT maupun TJ. Jangan sekali-kali berpikir menghapuskan layanan yang terbukti telah memiliki jaringan layanan begitu banyak dan luas, kecuali hanya mencari mudahnya saja," tutur Dharmaningtyas.
3. Alasan penghapusan layanan TransJakarta koridor I

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, dalam rapat dengan DPRD DKI Jakarta mengatakan, rencana penghapusan layanan TransJakarta koridor I rute Blok M-Kota memang sudah masuk perencanaan induk.
"Terkait dengan perencanaan untuk tumpang tindih layanan, memang sudah masuk juga dalam rencana induk transportasi Jakarta. Contohnya, untuk MRT Lebak Bulus sampai dengan Kota terbangun, maka untuk layanan koridor 1 Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu ditiadakan," ujar Syafrin dikutip Jumat, 20 Desember 2024.
Syafrin menambahkan, selain peniadaan layanan koridor 1, penghapusan layanan koridor 2 dari Pulogadung sampai Harmoni juga dialihkan.
"Setelah MRT dari Ujung Menteng sampai ke Tomang terbangun, maka layanan koridor 2 Pulogadung sampai Harmoni, maupun layanan koridor 3 dari Harmoni ke Kalideres, ini akan dilakukan semacam re-routing," katanya.