Masih Pantau Situasi, Calon Investor Belum Batalkan Rencana Investasi

- Dalam kondisi yang belum stabil, para investor cenderung mengambil sikap hati-hati.
- Unjuk rasa di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia dinilai berpotensi mengganggu roda perekonomian nasional.
Jakarta, IDN Time - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang, mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum melihat adanya indikasi calon investor akan membatalkan rencana investasinya di Indonesia. Namun tak dipungkiri, investor mulai khawatir terkait ketidakpastian situasi dan kondisi di dalam negeri.
"Sejauh ini kita belum melihat bahwa mereka akan mengurungkan niat, namun secara psikologis tentu mereka akan mulai khawatir apabila situasi ini terus berkepanjangan," ujar Sarman kepada IDN Times, Rabu (3/9/2025).
1. Investor ambil sikap wait and see cermati kondisi dalam negeri

Dalam kondisi yang belum stabil, para investor cenderung mengambil sikap hati-hati. Banyak di antaranya memilih untuk menunggu dan mengamati perkembangan situasi sebelum mengambil keputusan bisnis lebih lanjut.
"Tentu para calon investor akan wait and see, melihat situasi dan kondisi. Namun, jika situasi kembali kondusif, kita harapkan mereka tidak ragu untuk melakukan ekspansi," kata dia.
2. Aktivitas dunia usaha sempat terganggu

Di sisi lain, Sarman menyebut unjuk rasa di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia dinilai berpotensi mengganggu roda perekonomian nasional. Aksi massa yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir dikhawatirkan berdampak pada aktivitas masyarakat dan dunia usaha.
"Terjadinya unjuk rasa di Jakarta dan berbagai daerah tentu dapat mengganggu aktivitas ekonomi. Jika masyarakat merasa takut untuk keluar rumah, maka berbagai sektor usaha akan terdampak," ujar Sarman.
3. Kadin harap stabilitas ekonomi dan politik terjaga

Sektor-sektor yang paling rentan terhadap situasi ini antara lain transportasi, perdagangan, kuliner, pusat perbelanjaan (mal), hotel, restoran, hingga logistik. Penurunan aktivitas di sektor-sektor tersebut dapat menghambat laju konsumsi domestik yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Jika situasi unjuk rasa berkembang menjadi tidak kondusif, kata dia, maka potensi kerugian ekonomi akan semakin besar.
"Jika unjuk rasa ini semakin tidak terkendali, tentu akan merugikan perekonomian kita secara keseluruhan dan dapat menekan target pertumbuhan ekonomi nasional yang telah ditetapkan pemerintah," kata dia.
Dengan demikian, Sarman berharap aspirasi masyarakat dapat disampaikan secara damai dan tidak menimbulkan gangguan terhadap stabilitas sosial dan ekonomi, guna menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.