Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendagri Minta Bulog Serap Panen Beras-Jagung Petani agar Tak Impor

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian (dok. Kemendagri)
Intinya sih...
  • Mendagri: Maret-April 2025 puncak panen jagung dan beras di Indonesia, Perum Bulog dan Koperasi Merah Putih perlu menyerap hasil panen dengan harga menguntungkan petani.
  • Koperasi Merah Putih akan menyerap produksi hasil panen petani, cadangan pangan disimpan untuk musim kemarau, kepala daerah diminta sosialisasikan kebijakan ini kepada pemerintah desa.
  • Deflasi 0.09% YoY di Indonesia, komoditas makanan, minuman, tembakau mengalami inflasi 2.25%, sementara komoditas yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi 12.08% akibat subsidi listrik.

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengatakan selama Maret hingga April 2025, sejumlah daerah di Indonesia diprediksi mengalami puncak panen komoditas pangan, khususnya jagung dan beras. 

Tito mengatakan, peluang ini dinilai perlu dimanfaatkan sejumlah pihak, khususnya Perum Bulog, untuk menyerap hasil panen dengan harga yang menguntungkan petani. Dengan demikian, cadangan pangan terpenuhi, sehingga negara tidak perlu melakukan impor.

“Itu jugalah menjadi salah satu pentingnya, selain Bulog, kekuatan lain yang diharapkan Bapak Presiden untuk bisa menyerap adalah koperasi,” kata dia saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Pembahasan Antisipasi Cuaca Ekstrem Periode Idulfitri 1446 Hijriah di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (10/3/2025).

1. Koperasi Merah Putih menyerap produksi hasil panen

Tito Karnavian di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat (6/8/2024) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Tito menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto berharap, selain Bulog, Koperasi Merah Putih yang rencananya dibangun di setiap desa akan menyerap produksi hasil panen petani. Adapun cadangan pangan tersebut dapat disimpan, sehingga bisa dimanfaatkan pada musim kemarau mendatang.

Oleh karena itulah, Tito mengajak kepala daerah membantu menyosialisasikan kebijakan tersebut kepada pemerintah desa. Sebab, dengan adanya koperasi merah putih, hasil panen yang selama ini belum terserap maksimal akan dapat dioptimalkan oleh koperasi.

2. Cegah produksi pangan diserap tengkulak

Foto petani binaan PT STM Dompu saat proses panen tanaman organik (Dok/PT STM Dompu)

Tito pun mengimbau, pentingnya hasil panen petani diserap Bulog atau Koperasi Merah Putih.

Sebab jika tidak, dikhawatirkan produksi pangan akan lebih banyak diserap tengkulak dan perantara, yang dapat memengaruhi harga pasar dan berisiko merugikan petani.

3. Tito soroti Indonesia alami deflasi

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam rapat tersebut, Tito menjelaskan, saat ini Indonesia mengalami deflasi secara year on year (YoY) sebesar 0,09. Kendati, dari sisi komoditas makanan, minuman, dan tembakau, angkanya mengalami inflasi 2,25 persen.

Dengan angka tersebut, petani, nelayan, hingga pabrik, dinilai tidak terdampak terlalu dalam. Hal ini karena harga-harga komoditas tersebut masih mengalami kenaikan.

Sedangkan dari sisi komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered price) terjadi deflasi 12,08 persen. Hal ini, kata Mendagri, terjadi lantaran adanya kebijakan pemerintah yang memberikan diskon 50 persen bagi pengguna listrik.

“Nah, ini artinya deflasi yang katakanlah cukup baik. Karena daya beli masyarakat ada, makanan minuman tembakau masih naik, tapi suplai mencukupi. Ditambah dengan subsidi pemerintah kepada pengguna listrik 2.200 watt (sebesar) 50 persen,” imbuh Tito.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us