Menteri PU Semprot Bawahan Masih Ada Pekerjaan Proyek Jelang Nataru

- Menteri PUPR menegur jajaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur dan Bali terkait pengerjaan proyek jembatan di ruas Surabaya-Malang menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
- Pembangunan jembatan masih menyisakan satu lajur yang belum rampung, namun pengerjaan tidak bisa dihentikan karena belum sepenuhnya selesai.
- Dirjen Bina Marga meminta pengawasan di lapangan untuk memastikan pekerjaan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas selama periode libur panjang Nataru.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo menegur jajaran di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur dan Bali.
Teguran itu dipicu masih adanya pengerjaan proyek jembatan di ruas Surabaya-Malang menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, meski sudah ada kesepakatan untuk menghentikan aktivitas konstruksi guna menghindari kemacetan.
"Nah, itu jembatannya kenapa masih dikerjakan ya? Karena memang harus dikerjakan sekarang?" kata dia saat melakukan monitoring persiapan Posko Nataru di Kantor Kementerian PU, Selasa (24/12/2024).
1. Alasan masih ada pekerjaan proyek menjelang Nataru

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur dan Bali, Gunadi Antariksa melaporkan pembangunan jembatan di ruas Surabaya-Malang masih menyisakan satu lajur yang belum rampung.
Gunadi menjelaskan, pengerjaan tidak bisa dihentikan karena jembatan tersebut belum sepenuhnya selesai. Meski begitu, lajur lainnya telah difungsikan untuk lalu lintas dua arah, mengingat lebarnya masih cukup memadai untuk mendukung pergerakan kendaraan.
"Paket ini memang kritis. Satu lajurnya itu memang belum selesai dan ini seperti saya pernah laporkan bahwa tim tetap melanjutkan pekerjaan karena tidak mungkin dihentikan karena memang jembatan itu belum selesai," tuturnya melalui sambungan Zoom.
Dia menjelaskan tanah di area pengerjaan telah dibongkar, sehingga jembatan belum dapat digunakan. Meski demikian, pekerjaan dilakukan di lokasi yang tidak mengganggu arus lalu lintas.
2. Pekerjaan harus disetop H-7 hingga H+7 periode Nataru

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra menekankan komitmen untuk menghentikan pekerjaan lapangan selama periode H-7 hingga H+7 libur panjang Nataru.
Dia meminta memastikan tidak ada material yang menghalangi jalan, karena dikhawatirkan memicu antrean kendaraan. Dia juga menekankan pentingnya pengawasan di lapangan untuk memastikan pekerjaan tidak berdampak pada kelancaran lalu lintas.
"Coba bisa dilihatkan enggak? Takutnya ada material-material yang menghalangi. Ada enggak? coba dilihat. Pekerjaan yang sedang dilakukan kan pasti berpengaruh tuh ke antrean," ujarnya.
3. Menteri PU minta jajarannya diterbitkan

Dody meminta Dirjen Bina Marga untuk lebih awas terhadap pekerjaan infrastruktur yang tidak dapat dihentikan selama periode H-7 hingga H+7 libur panjang.
Dia menegaskan kondisi khusus yang memerlukan pengecualian harus dilaporkan sejak awal agar semua pihak memahami alasan di balik keputusan tersebut. Hal itu, menurut Dody, penting untuk menghindari kesan ada pelanggaran aturan tanpa dasar yang jelas.
"Saya tahu ada kepentingannya. Tapi kalau Bapak nggak pernah ngomong dari awal, Bapak cuma sekedar melanggar dengan seribu satu macam alasan, saya agak-agak tersinggung tuh Pak, begitu. Tolong Pak Kepala Balai diterbitkan yang begini-begini," paparnya.
Dirjen Bina Marga menindaklanjuti arahan tersebut dan meminta kepala balai dan tim pelaksana proyek untuk segera melaporkan kondisi khusus ke Direktorat Preservasi atau Direktorat Jembatan.
"Kalau di kondisi seperti ini sebaiknya teman-teman PPK, Satker, Balai melaporkan ke Direktorat Preservasi atau Direktorat Jembatan, ada kondisi-kondisi seperti ini sehingga saya bisa melaporkan kepada Pak Menteri bahwa ada kondisi khusus di lokasi-lokasi tertentu yang pekerjaannya masih bisa dilanjutkan tetapi tidak menghalangi," tambah Arief.