Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OJK Ungkap 2 Biang Kerok Mandeknya Perekonomian Global

Ketua OJK Mahendra Siregar (IDN Times/Teatrika Handiko)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan dua hal utama yang menjadi biang kerok mandeknya perekonomian global pasca pandemik COVID-19.

Menurut dia, seluruh masyarakat di dunia berharap perekonomian global bisa melesat tinggi dan rebound dari keterpurukan yang ditimbulkan oleh pandemik COVID-19 pada 2020 lalu.

"Namun, kini pembahasannya adalah stagflasi, stagnansi dan inflasi dijadikan satu dan saya rasa pembicaraanya bukan lagi apakah ada stagflasi melainkan seberapa dalam dan seberapa lama stagflasi akan kita lalui nanti. Persoalan kedua adalah geopolitik yang tidak pasti," tutur Mahendra dalam Peringatan ke-45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).

1. Kondisi geopolitik masih tidak pasti dalam waktu lama

Asap dan api membubung selama penembakan di dekat Kiev, saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

Masih lekang dalam ingatan publik bagaimana konflik antara dua negara Eropa Timur, Rusia dan Ukraina pecah pada Februari lalu. Tensi geopolitik kedua negara tersebut berimbas pada banyak negara di dunia. 

Mahendra menyebutkan, konflik Rusia dan Ukraina telah memengaruhi kondisi geopolitik yang menimbulkan banyak ketidakpastian. Hal itu tidak terlepas dari peran mereka yang cukup signifikan dalam perdagangan dunia, terutama di sektor energi dan pangan.

"Namun, satu hal yang pasti (itu) tidak akan selesai dalam 10 tahun ke depan dan it will get worst before we see the light in the end of tunnel. Itu realita-realita global yang kita hadapi," ucap dia.

2. Perekonomian Indonesia tetap tunjukkan penguatan

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Dengan segala permasalahan ekonomi global tersebut, Indonesia relatif berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang solid.

Capaian paruh pertama 2022 disebut Mahendra mencerminkan kinerja perekonomian Indonesia yang kuat dan tidak gentar serta khawatir atas kondisi global saat ini.

"Laporan terakhir, ekonomi Indonesia triwulan-II tumbuh 5,44 persen. Pada saat negara lain mengalami slowng down kita justru di atas perkiraan banyak orang, bahkan di atas perkiraan kita sendiri," katanya.

3. Pertumbuhan ekonomi kuartal-II tumbuh 3,72 persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Angka tersebut dihitung berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2022 atas dasar harga berlaku yang sebesar Rp.4.919,9 triliun. Sementara itu, nilai PDB atas dasar harga konstan pada kuartal II-2022 mencapai Rp2.923,7 triliun.

"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2022 bila dibandingkan dengan triwulan I 2022 atau secara q to q 3,72 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/8/2022).

"Bila dibandingkan triwulan II tahun 2021 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,44 persen, dan secara kumulatif bila dibandingkan dengan semester 1 tahun 2021 atau secara c to c tumbuhnya 5,23 persen," tambahnya.

BPS mencatat, kegiatan perekonomian baik mobilitas penduduk, aktivitas produksi, konsumsi, dan investasi di kuartal II-2022 memang menujukkan perbaikan dibandingkan kuartal II-2021.

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us