Okupansi Hotel Penuh, Menparekraf Yakin WWF Signifikan ke Ekonomi

- Okupansi hotel di sekitar World Water Forum Ke-10 di Bali sudah penuh, termasuk layanan transportasi dan produk UMKM.
- Jumlah peserta melebihi ekspektasi, mencapai 46 ribu orang peserta dengan harapan akan menyentuh 50 ribu orang.
- Tingkat hunian hotel di Nusa Dua sudah penuh, sementara area sekitarnya diperkirakan mencapai tingkat hunian sekitar 75 persen.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan tingkat okupansi hotel di sekitar area pelaksanaan World Water Forum Ke-10 di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali dan sekitarnya sudah penuh.
“Semua fasilitas pariwisata mengalami lonjakan permintaan, kamar hotel penuh dipesan,” kata Sandiaga usai menyaksikan agenda pertama World Water Forum yakni ritual pemuliaan air atau Segara Kerthi di Pantai Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024), dilansir ANTARA.
Selain perhotelan, lanjut dia, layanan transportasi juga banjir pesanan. Bahkan, kata dia, transportasi juga didatangkan dari luar Bali karena tingginya permintaan layanan transportasi. “Beberapa restoran dan hotel semua terpesan termasuk produk UMKM yang kami libatkan,” imbuhnya.
1. Berdampak signifikan ke ekonomi

Ia menyakini World Water Forum Ke-10 di Bali memberikan dampak ekonomi khususnya bagi Pulau Dewata. Apalagi jumlah peserta melampaui ekspektasi dari awalnya 35 ribu peserta yakni delegasi dan rombongannya menjadi 46 ribu orang peserta.
“Jadi kami melihat ini sudah melebihi ekspektasi kami sebelumnya 35 ribu peserta,” kata Sandiaga.
Meski begitu, ia belum memberikan rincian secara nominal nilai ekonomi yang terjadi dari pelaksanaan WWF tersebut.
2. Peserta tembus 46 ribu orang, Sandiaga ingatkan soal pelayanan

Ada pun berdasarkan data panitia World Water Forum Ke-10, data kehadiran peserta per Sabtu pagi sudah mencapai 20 ribu orang. Jumlah ini terus bertambah hingga diperkirakan menyentuh 50 ribu orang peserta, mengingat agenda tiga tahun sekali itu berlangsung hingga 25 Mei 2024.
Mengingat tingginya minat ke Bali, ia pun mengajak semua pihak untuk memberikan pelayanan terbaik dan memastikan kualitas dari penyelenggaraan, substansi dan menjaga keberlanjutan lingkungan dari agenda itu bisa terjaga.
“Terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung. Dalam dua tiga hari ini mohon kerja sama karena ini kegiatan terbesar tahun ini dan kami berdoa agar cuaca bersahabat,” lanjutnya.
3. PHRI Bali paparkan soal okupansi hotel

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyebutkan tingkat hunian hotel di area Nusa Dua, Kabupaten Badung, sudah penuh mengingat lokasi utama pelaksanaan WWF berada di Nusa Dua.
Sedangkan untuk area sekitarnya di antaranya Jimbaran, Kuta, Legian, Canggu, Sanur, dan Ubud, tingkat huniannya diperkirakan mencapai sekitar 75 persen. Adapun jumlah hotel yang berada di bawah naungan asosiasi itu mencapai sekitar 316 hotel dengan total jumlah kamar hotel diperkirakan mencapai 150 ribu kamar.
Sementara itu, hotel di kawasan pengelolaan BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) yang berlokasi di episentrum World Water Forum Ke-10 yakni di the Nusa Dua, juga banyak menjadi incaran peserta forum untuk menginap.
Kawasan the Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah Dari jumlah itu, ada 10 hotel di kawasan itu yang menjadi tempat menginap tamu negara kategori VVIP dan VIP yakni kepala negara dan pejabat setingkat menteri.
Selain karena nama besar Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia, tingginya peserta yang hadir di WWF Ke-10 juga karena penekanan terhadap kualitas dan pengalaman serta unsur keberlanjutan lingkungan. Diharapkan tingginya kedatangan peserta itu dapat mendukung target kunjungan wisatawan mancanegara yang pada 2024 ini ditargetkan mencapai 14 juta orang.