Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Bidik Swasembada Gula, Petani Tebu Diberi Penyuluhan Khusus

Sejumlah buruh mengangkut tebu saat panen di pesawahan Desa Bendo, Magetan, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Intinya sih...
  • Koperasi Kana dan UGM adakan penyuluhan untuk petani tebu lokal di Agam.
  • Metode ringpit diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan air dan nutrisi pada pertanian tebu.

Jakarta, IDN Times - Komoditas tebu menjadi salah satu fokus dalam swasembada pangan di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam mencapai tujuan tersebut, salah satu upaya yang dibutuhkan adalah meningkatkan produktivitas petani tebu lokal. Koperasi Kana, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pemerintah Kabupaten Agam menyelenggarakan acara penyuluhan untuk petani tebu di Kanagarian Lawang dan Kebagarian Tigo Balai, Kecamatan Matur.

Petani tebu lokal diperkenalkan dengan metode penanaman tebu dengan teknik ringpit, metode konservasi tanah dan air yang diterapkan pada pertanian tebu untuk meningkatkan efisiensi penyerapan air dan nutrisi. Metode ini melibatkan pembuatan cekungan atau lubang berbentuk cincin (ring pit) di sekitar tanaman tebu.

1. Demi maksimalkan hasil panen petani tebu lokal

Penjual tebu melayani pembeli di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (8/2/2024). ANTARA FOTO/Arnas Padda/nz

Penyuluhan itu merupakan respons dari Pjs Bupati Agam, Endrizal terhadap Program Model Pengembangan Kawasan Perdesaan Lestari dan Berkelanjutan. Teknik ringpit diharapkan dapat membantu petani di Kabupaten Agam menghadapi berbagai tantangan agrikultur, sekaligus mempercepat pengembangan kawasan pertanian lestari di daerah tersebut.

Direktur Kana Indonesia Industri, Iliona Palomitta yang akan membangun pabrik gula merah di Agam—mengutarakan harapannya agar teknik ringpit membawa manfaat nyata bagi para petani.

“Kami melihat potensi besar dalam pengembangan pertanian tebu di Agam. Melalui penerapan teknik ringpit, kami berharap dapat membantu petani memaksimalkan hasil panen dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” tutur Iliona.

2. Hasil panen yang optimal dongkrak ketahanan pangan

Warga menyiapkan tebu untuk digiling di kilang tradisional menggunakan kerbau, di Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat (19/1/2024). ( ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Ketua Koperasi Kana, Jonathan Danang Wardhana mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada petani lokal adalah bagian dari upaya jangka panjang untuk membangun ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat petani.

“Koperasi Kana selalu berupaya untuk memberikan dukungan terbaik bagi para petani melalui penyuluhan dan pelatihan teknis. Dengan penerapan sistem ringpit, kami yakin petani tebu di Agam akan mampu meningkatkan hasil tanamnya dan lebih mandiri. Inisiatif ini sejalan dengan misi kami untuk mengangkat kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan daerah,” ujar Jonathan.

Dalam kesempatan yang sama, Endrizal mengatakan program penyuluhan itu akan meningkatkan produktivitas petani tebu.

“Kami berharap penyuluhan ini tidak hanya membantu petani tebu meningkatkan produktivitas, tetapi juga membawa Agam selangkah lebih dekat untuk menjadi kawasan pertanian yang lestari dan mandiri,” ujar Endrizal.

3. Petani diperkenalkan metode pertanian yang terapkan keberlanjutan

Ilustrasi ampas tebu (istimewa)

Ketua Tim Penyuluhan dari Fakultas Pertanian UGM, Irham mengatakan, dari sudut pandang akademis, sistem ringpit memiliki manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan tanah dan peningkatan produktivitas tebu. 

“Dengan teknik ini, produktivitas tebu dapat meningkat secara signifikan karena efisiensi penyerapan air dan nutrisi lebih baik. Kami berharap teknik ini dapat diadopsi oleh para petani tebu di Agam,” tutur Irham.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us