Pernah Korupsi, Kenapa Thaksin Shinawatra Jadi Penasihat Danantara?

- Penunjukkan Thaksin Shinawatra menjadi kontroversi karena latar belakangnya yang pernah terlibat dugaan pengemplengan pajak dan korupsi.
- Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, penunjukkan Thaksin tak berkaitan sisi politiknya, melainkan keahliannya sebagai pengusaha.
Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) buka suara soal alasan memilih mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra menjadi Dewan Penasihat. Penunjukkan Thaksin menjadi kontroversi, melihat latar belakangnya yang pernah terlibat dugaan pengemplengan pajak dan korupsi.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, penunjukkan Thaksin tak berkaitan sisi politiknya, melainkan keahliannya sebagai pengusaha.
"Berkaitan dengan Pak Thaksin, tentu saja kami melihat tidak terlibat di dalam unsur politiknya. Ini kan lebih banyak ya namanya politik, tetapi as an entrepreneur kita membutuhkan sosok yang memiliki entrepreneurship yang strong," kata Dony dalam IKA FIKOM UNPAD Executive Breakfast Meeting di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Rabu (18/6/2025).
1. Dikenal baik oleh pemerintah

Menurut Dony, pemerintah sendiri kenal baik dengan Thaksin. Oleh sebab itu, mantan PM yang pernah dikudeta militer itu dipilih menjadi salah satu Dewan Penasihat Danantara.
"Beliau adalah seorang entrepreneur yang kuat, kemudian juga secara personality sangat dikenal baik oleh kita, sehingga memang kita tidak terlalu terlibat ke dalam proses yang politik yang terjadi di dalam negara mereka sendiri," ucap Dony.
2. Thaksin tak bisa buat keputusan untuk Danantara

Dony mengatakan, sebagai penasihat, Thaksin hanya bisa memberi masukan, tak bisa memberikan keputusan. Masukan dari Thaksin kemudian akan dipertimbangkan oleh pengurus Danantara.
"Penasihat ini tidak menentukan, penasihat itu kan tidak punya, tidak menentukan apa-apa. Karena ada mekanisme internal di dalam proses investasi kita," tutur Dony.
3. Dewan Penasihat Danantara tak mau digaji

Sebagai informasi, ada lima orang dalam susunan Dewan Penasihat Danantara, yang terdiri dari empat Warga Negara Asing (WNA), dan satu Warga Negara Indonesia (WNI). Dari Indonesia, ada mantan CEO Asia Pasifik Credit Suisse, Helman Sitohang.
Sementara itu, dari luar negeri, ada Founder dan CIO Mentor Bridgewater Associates, Ray Dalio; Direktur Center for Sustainable Develompment Columbia University, Jeffrey Sachs; Equity Portfolio Manager Capital Group, F. Chapman Taylor; dan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.
Dony mengatakan, sebagian besar Dewan Penasihat Danantara tak mau digaji. Mereka hanya ingin menjadi bagian dari pembuatan Danantara sebagai lembaga dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) Indonesia.
"Kan rata-rata orang itu tidak mau dibayar, bahkan ada penasihat kita, orang Indonesia yang cukup sangat reputasinya luar biasa menjadi penasihat kita, semuanya tidak mau dibayar kan. Mereka bilang, 'Saya mau (jadi penasihat Danantara), tapi saya tidak mau dibayar'. Karena memang mereka ingin menjadi bagian daripada proses pembuatan SWF kita ini," tutur Dony..