Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gabung Danantara, Segini Harta Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra

BPI Danantara memperkenalkan keseluruhan tim pada Senin (24/3/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
BPI Danantara memperkenalkan keseluruhan tim pada Senin (24/3/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Thaksin Shinawatra resmi masuk Dewan Penasehat BPI Danantara, sovereign wealth fund Indonesia yang baru dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto.
  • Menurut Forbes, Thaksin memiliki kekayaan bersih sebesar 2,1 miliar dolar AS dan menempati peringkat ke-11 orang terkaya di Thailand.
  • Thaksin menguasai saham mayoritas di perusahaan properti SC Asset dan merupakan figur self-made sebelum terjun ke dunia politik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, resmi masuk dalam jajaran Dewan Penasehat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

BPI Danantara adalah dana kekayaan negara Indonesia alias sovereign wealth fund (SWF) yang baru dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Perjalanan hidupnya, dari perwira polisi hingga menjadi taipan telekomunikasi dan Perdana Menteri, membuatnya menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh sekaligus terkaya di Thailand. Berikut ulasan selengkapnya.

1. Mengantongi kekayaan 2,1 miliar dolar AS

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut data real-time Forbes per 25 Maret 2025, Thaksin memiliki kekayaan bersih sebesar 2,1 miliar dolar AS, setara Rp34,65 triliun (kurs Rp16.500 per dolar AS).

Hal itu menjadikannya salah satu tokoh terkaya di Asia Tenggara. Dia menempati peringkat ke-11 orang terkaya di Thailand dan ke-1.545 secara global dalam daftar miliarder dunia 2024.

Thaksin menguasai saham mayoritas di perusahaan properti SC Asset dan memiliki sejumlah investasi lain yang menopang kekayaannya. Dia juga merupakan figur yang membangun kekayaan secara mandiri (self-made) sebelum terjun ke dunia politik.

2. Dari polisi ke konglomerat telekomunikasi

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir Britannica, Thaksin, keturunan pedagang China yang menetap di Thailand sebelum Perang Dunia I, awalnya bercita-cita menjadi polisi meski ayahnya seorang politikus.

Dia lulus dari Akademi Kadet Polisi pada 1973 dan meraih beasiswa studi peradilan pidana di Universitas Kentucky Timur, Amerika Serikat.

Saat kembali ke Thailand, Thaksin mengajar di akademi sebelum menjalani tugas khusus di kantor Perdana Menteri Seni Pramoj. Dia kembali ke AS dan menyelesaikan gelar doktor di Universitas Negeri Sam Houston, Texas, pada 1978.

Setelah kembali, Thaksin bertugas di bidang perencanaan dan hubungan masyarakat kepolisian, serta dikenal piawai dalam teknologi komputer. Dia mencapai pangkat Letnan Kolonel sebelum mundur dari kepolisian pada 1987 untuk membangun bisnis komputer bersama istrinya, Potjaman.

Meski sempat hampir bangkrut, Thaksin bangkit dengan menguasai monopoli komunikasi satelit dan konsesi telepon seluler. Kesuksesan itu mengantarkannya pada kekayaan yang begitu besar.

3. Langkah awal Thaksin di dunia politik

Potret bendera Thailand (unsplash.com/markuswinkler)
Potret bendera Thailand (unsplash.com/markuswinkler)

Thaksin memulai kiprahnya di dunia politik pada 1994 saat ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri, meski hanya menjabat selama tiga bulan akibat jatuhnya pemerintahan.

Pada 1995, dia memenangkan kursi legislatif di Bangkok dan terpilih menjadi pimpinan Partai Palang Dharma. Saat partai itu bergabung dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Banharn Silpa-archa, Thaksin sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri.

Dia kembali menduduki posisi yang sama pada 1997 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Chavalit Yongchaiyudh.

Singkat cerita, Thaksin yang memimpin Partai Thai Rak Thai (TRT) meraih kemenangan telak dalam pemilu nasional pada 6 Januari 2001, setelah mengusung platform populis. Kemenangan itu mengantarkannya dilantik sebagai Perdana Menteri Thailand oleh Raja Bhumibol Adulyadej pada 9 Februari 2001.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us