Pertamina Buka Suara soal Kabar Beli Minyak dari Rusia

- Pertamina masukkan minyak Rusia dalam tender pembelian minyak mentah pada September 2024.
- Pertamina telah mengajukan permintaan untuk minyak Urals Rusia dan minyak asam jenis Kirkuk, Jubilee, Al Shakheen, serta minyak Sokol di antara minyak manis lainnya.
- Indonesia mempertimbangkan opsi membeli minyak dari Rusia sejak 2022 karena harga yang lebih murah, namun tantangan utama adalah kontrol sistem keuangan oleh negara Barat.
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) dikabarkan telah memasukkan jenis minyak Rusia dalam daftar tender untuk pembelian minyak mentah pada September 2024. Dilansir Reuters, informasi tersebut diperoleh menurut tiga pedagang pada Senin (22/8/2024).
Pertamina diketahui telah menghentikan pembelian minyak Rusia selama bertahun-tahun. Data LSEG menunjukkan, Pertamina terakhir kali membeli minyak ESPO Blend dan Sokol dari Rusia lebih dari 10 tahun yang lalu. Termasuk saat dimulainya konflik militer Rusia-Ukraina pada 2022, meskipun Indonesia tidak mengikuti sanksi Barat terhadap Rusia.
1. Pertamina dikabarkan telah mengajukan permintaan

Dikatakan lebih lanjut, Pertamina telah mengajukan permintaan untuk minyak Urals Rusia serta minyak asam jenis Kirkuk, Jubilee, Al Shakheen, dan lainnya, dengan jadwal kedatangan di kilang Cilacap pada 15-17 September.
Selain itu, Pertamina juga meminta minyak Sokol di antara minyak manis seperti Azeri BTC, El Sharara, Qua Iboe, dan lainnya, yang dijadwalkan tiba di Cilacap pada 18-20 September.
Menurut tender, minyak Sokol harus dipasok berdasarkan ketentuan CFR atau delivered at port (DAP). Salah satu tender ditutup minggu lalu, sementara yang lainnya ditutup pada hari Senin, namun hasilnya belum diumumkan, menurut sumber-sumber terkait.
2. Pertamina buka suara soal kabar impor minyak dari Rusia

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Pertamina yang bergerak di bidang kilang dan petrokimia ,buka suara atas informasi tersebut.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen menjelaskan, Pertamina selalu melakukan pembelian minyak mentah sesuai dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang serta mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk ketentuan internasional.
“Juga bila melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia, dilakukan dengan mekanisme price cap,” kata Hermansyah kepada IDN Times, Selasa (23/7/2024).
Mekanisme price cap adalah suatu pengaturan harga maksimum yang diizinkan untuk suatu produk atau komoditas tertentu. Dalam konteks perdagangan minyak mentah Rusia, mekanisme tersebut mengatur minyak hanya dapat dijual di bawah batas harga tertentu.
Tujuan dari mekanisme tersebut adalah untuk membatasi pendapatan negara penjual, dalam hal ini Rusia, dan memastikan perdagangan tetap berlangsung dengan harga yang terkontrol.
3. Wacana impor minyak Rusia sudah muncul sejak 2022

Wacana Indonesia membeli minyak Rusia sudah bergulir sejak 2022. Kala itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mempertimbangkan semua opsi untuk mengimbangi tekanan dari kenaikan biaya energi, termasuk membeli minyak dari Rusia.
Hal itu muncul karena Rusia menawarkan minyak dengan harga 30 persen lebih murah dari harga pasaran internasional.
Tantangan utama dalam mengimpor minyak dari Rusia adalah kontrol sistem keuangan oleh negara Barat, terutama melalui sistem SWIFT. Rusia menyarankan Indonesia untuk membayar menggunakan mata uang rubel, yang sedang dihitung oleh sektor keuangan Indonesia untuk memastikan kelayakannya.