Pertamina Target Merger Tiga Anak Usaha Efektif Mulai 1 Januari 2026

- Proses merger sedang berada dalam tahap finalisasi. Pertamina akan melaporkan hasilnya kepada BPI Danantara untuk persetujuan akhir.
- Restrukturisasi dilakukan demi menciptakan lebih banyak manfaat bagi perusahaan, menurut Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri.
- Penggabungan tiga anak usaha adalah bentuk upaya Pertamina dalam mengikuti perkembangan zaman, menurut Simon Aloysius Mantiri.
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menargetkan rencana penggabungan (merger) tiga subholding (anak perusahaan) dapat terlaksana dan efektif mulai 1 Januari 2026.
Merger tersebut melibatkan tiga anak usaha di sektor hilir, yaitu PT Pertamina International Shipping (PIS), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina Patra Niaga.
"Kita sih kejarnya mudah-mudahan per 1 Januari 2026 sudah terlaksana. Itu yang kita kejar," kata Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (11/11/2025).
1. Proses finalisasi dan keputusan ada di Danantara

Proses merger sedang berada dalam tahap finalisasi. Setelah selesai, Pertamina segera melaporkan hasilnya kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk mendapatkan persetujuan akhir.
"Sekarang kita sedang tahap finalisasi. Nanti kita akan laporkan ke Danantara untuk mendapatkan persetujuan," jelas Simon.
2. Peningkatan performa dan manfaat jadi alasan penggabungan

Simon mengungkapkan alasan di balik keputusan mengubah struktur perusahaan melalui merger. Menurutnya, restrukturisasi dilakukan demi menciptakan lebih banyak manfaat bagi perusahaan.
"Jadi salah satu upaya kita untuk tetap meningkatkan performa perusahaan salah satu di antaranya itu," ujar Simon.
3. Dianggap pilihan terbaik untuk ikuti perkembangan zaman

Penggabungan tiga anak usaha adalah bentuk upaya Pertamina dalam mengikuti perkembangan zaman. Simon mengakui pada saat pembentukan holding dan subholding sebelumnya, keputusan tersebut merupakan langkah terbaik.
"Jadi itu kembali lagi kita melihat mengikuti perkembangan zaman ya. Tantangan pada saat itu tentunya berbeda ya. Saat itu ketika ada holdingisasi itu adalah langkah yang terbaik," tutur Simon.
Namun, berdasarkan kondisi saat ini, badan usaha milik negara (BUMN) di sektor energi tersebut telah melakukan perbandingan berbagai skema penggabungan.
"Kita sudah membandingkan antara penggabungan subholding PIS dengan Patra Niaga, Patra Niaga dengan Kilang, Kilang dengan PIS, inilah yang sejauh ini adalah keputusan terbaik penggabungan tiga subholding," tambahnya.


















