Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Potensi Tenaga Surya RI 3.295 Gigawatt, PLN IP Genjot Industri PLTS

PLN memasok listrik di tiga pulau di Kepulauan Karimunjawa dengan energi baru terbarukan (EBT) dari tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total daya 182 Kilo Watt Peak (KWP). (dok. PLN)
Intinya sih...
  • Potensi tenaga surya Indonesia mencapai 3.295 GW, dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan industri energi surya nasional.
  • PLN Indonesia Power membangun industri PLTS dari hulu ke hilir, dengan optimalkan potensi sinar matahari sepanjang tahun.
  • PLN Indonesia Power Services menjadi pemain utama dalam proyek pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS di lingkup PLN Grup maupun sektor swasta.

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan pihaknya akan memanfaatkan potensi tenaga surya Indonesia yang sangat besar, yaitu mencapai 3.295 Gigawatt (GW). Menurutnya, potensi tersebut akan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pengembangan industri energi surya nasional.

“Oleh karena itu, kami memanfaatkan mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) pada 2060," ujar Edwin, dalam siaran pers yang diterima, Senin (28/4/2024).

1. Penguatan PLTS

Petugas PLN melakukan pengamanan listrik di daerah terdampak bencana (dok. PLN UID Jateng dan DIY)

Edwin menyatakan pihaknya masih terus menjaga komitmennya dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satu yang ditempuh anak usaha PT PLN (Persero) adalah dengan mengoptimalkan potensi sinar matahari sebagai sumber energi listrik melalui penguatan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari hulu ke hilir.

Ia menuturkan, Indonesia yang hanya memiliki dua musim yakni penghujan dan kemarau yang sangat memungkinkan pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS.

2. Bikin pabrik panel surya di dalam negeri

Pemasangan panel surya di Stasiun Solo Balapan. (IDN Times/Larasati Rey)

Edwin menjelaskan, di sisi hulu, PLN Indonesia Power telah membangun industri pembuatan komponen PLTS, melalui perusahaan patungan antara PLN Indonesia Power Renewables dengan Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa yaitu PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI).

TMAI merupakan pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia yang memproduksi sel surya dan modul surya di satu lokasi, dengan teknologi mutakhir Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon). Panel surya yang diproduksi memiliki tingkat efisiensi mencapai 23,2 persen, lebih tinggi dari rata-rata efisiensi panel di Indonesia sat ini yaitu sekitar 20 persen.

"Pabrik ini kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia di industri solar panel, guna memenuhi permintaan energi terbarukan di Indonesia. Produk-produk TMAI menggunakan teknologi N-type Topcon yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), sehingga memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi. Ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT nasional," ujarnya

3. Siapkan industri hilir

Ilustrasi petugas PLN tengah mengecek peralatan listrik PLN. (Dok. PLN)

Di sisi midstream dan downstream, PLN Indonesia Power melalui anak usahanya PLN Indonesia Power Services memberikan layanan pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS. Anak perusahaan ini menjadi pilar utama dalam pemanfaatan tenaga surya di Indonesia.

"PLN Indonesia Power Services menjadi pemain utama dalam proyek pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS baik di lingkup PLN Grup maupun di sektor swasta, seperti PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas 900 kWp," ucapnya.

4. Portofolio EBT

PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui anak usahanya, PLN Indonesia Power Services tercatat telah mengelola 60 pembangkit listrik baik di dalam maupun luar negeri. (Dok/Istimewa).

Selain itu, PLN Indonesia Power juga memperkuat portofolio EBT melalui anak usahanya, PLN Indonesia geothermal. Selain fokus pada pengembangan pembangkit listrik berbasis panas bumi, PLN Indonesia Geothermal turut mengembangkan bisnis derivatif, khususnya PLTS dengan kapasitas total 21,5 Megawatt Peak (MWp) di berbagai wilayah Indonesia diantaranya PLTS di TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia), YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing), AICC (Asian Isuzu Casting Center).

Edwin memaparkan, selama lima tahun terakhir, PLN Indonesia geothermal juga berhasil mengembangkan energi hijau sebesar 5,6 Gigawatt hour (GWh) yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO2.

“Transisi menuju energi bersih bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah perjalanan yang sudah kami mulai, dan kami terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang memiliki semangat yang sama dalam mempercepat penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia," jelas Edwin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us