PPN Jadi 12 Persen, IKEA Berusaha Gak Naikkan Harga Produk

- Adrian Worth, Managing Director IKEA Indonesia, membocorkan strategi menghadapi kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen.
- Adrian menegaskan akan mencoba mengurangi biaya operasional untuk meminimalkan dampak kenaikan harga terhadap konsumen.
- Adrian tetap optimis terhadap pasar perabotan rumah tangga di Indonesia karena populasi yang besar dan pertumbuhan pesat anak muda.
Jakarta, IDN Times - Managing Director IKEA Indonesia, Adrian Worth, membocorkan strategi yang akan dijalankan dalam penjualan produk sebagai imbas kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Adrian mengaku, secara pribadi punya pendapat sama dengan masyarakat Indonesia lainnya, tidak ingin ada kenaikan tarif PPN. Namun, hal itu tidak bisa terhindarkan mengingat pemerintahan baru ingin adanya tambahan pendapatan negara.
"Saya akan sangat senang jika PPN tidak naik, tentunya kita semua begitu. Tapi, itu adalah fakta yang terjadi. Pemerintahan baru datang dan tebak apa yang mereka lakukan? Mereka ingin tambahan pemasukan negara jadi saya kira tidak ada dari kita yang terkejut akan hal tersebut," tutur Adrian saat bincang-bincang dengan awak media di IKEA Jakarta Garden City, Kamis (9/1/2025).
1. Mengurangi kenaikan biaya

Sebagai respons atas kenaikan tarif PPN 12 persen, Adrian menegaskan bakal mencoba dan melihat hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kenaikan biaya.
"Salah satu hal yang telah saya coba lakukan secara aktif sejak datang ke sini adalah mengurangi basis biaya. Saya sangat berterima kasih kepada para pekerja di sini. Para pekerja kami telah melakukan pekerjaan yang fantastis dalam mengurangi biaya dibandingkan dengan tahun lalu," tutur Adrian.
2. Melakukan tinjauan atas operasional IKEA Indonesia

Pengurangan-pengurangan biaya tersebut, ditegaskan Adrian, terjadi setelah adanya banyak peninjauan terhadap semua lini dalam operasional IKEA Indonesia. Tinjauan-tinjauan tersebut dilakukan terhadap para tenaga kerja, pengaturan rantai pasok, dan bahkan ke bujet pemasaran atau marketing.
"Jadi, kami telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengurangi biaya dan itu berarti ketika menghadapi situasi seperti kenaikan PPN, dapat meminimalkan dampaknya terhadap konsumen karena seperti yang saya katakan sebelumnya, mereka sangat sensitif terhadap harga," ujar Adrian.
3. Optimisme atas pasar perabotan rumah tangga di Indonesia

Kendati ada kenaikan tarif PPN dan sejumlah situasi yang tidak pasti lainnya, Adrian tetap menyampaikan rasa optimismenya terhadap pasar perabotan rumah tangga di Indonesia untuk 2025.
"Saya sangat optimistis walaupun banyak yang bilang di luar sana bahwa ekonomi Indonesia bisa lebih baik dan banyak juga yang khawatir soal inflasi. Saya bisa mengerti itu, tetapi pada dasarnya saya sangat positif dan optimistis dengan pasar di Indonesia," kata Adrian.
Salah satu alasan mendasari optimisme Adrian adalah karena Indonesia merupakan pasar yang sangat besar. Hal itu dapat dilihat dari jumlah penduduknya yang sampai 270 juta orang lebih. Terlebih, menurut Adrian, saat ini populasi anak muda di Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan pesat.
"Jika dibandingkan antara Indonesia dengan Jepang, Korea Selatan, atau China, itu adalah negara-negara dengan populasi penduduk lanjut usia yang mengalami penurunan, sedangkan di Indonesia sebaliknya. Ini adalah impian para retailer, fantastis," tutur Adrian.