Prabowo Bakal Fokus Garap Hilirisasi 15 Komoditas Ini

- Pemerintah menetapkan hilirisasi sebagai prioritas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
- Hilirisasi difokuskan pada 15 komoditas unggulan, termasuk nikel, tembaga, bauksit, dan kelapa sawit.
- Kekayaan sumber daya alam Indonesia mendukung pengembangan hilirisasi dengan potensi nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menetapkan hilirisasi sebagai salah satu prioritas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan fokus pada 15 komoditas unggulan.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai kementerian untuk memprioritaskan hilirisasi pada 15 komoditas unggulan.
"Dari sekitar 28 komoditas potensi hilirisasi untuk sampai dengan 2045, ini kita memilih dan sudah kami koordinasikan memilih 15 sektor unggulan komoditas untuk dilakukan hilirisasi," kata dia dalam seminar nasional yang diselenggarakan Indef di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
1. Hilirisasi tak hanya berfokus pada komoditas pertambangan

Dia menyatakan pemerintah memprioritaskan hilirisasi pada 15 komoditas unggulan, termasuk nikel, tembaga, bauksit, dan timah. Selain sektor pertambangan, fokus hilirisasi juga mencakup produk berbasis perkebunan dan kelautan.
"Kami memprioritaskan tidak hanya hilirisasi tambang. Kami juga akan melakukan hilirisasi untuk produk-produk yang berbasis perkebunan dan laut seperti kelapa, kelapa sawit, rumput laut," ujarnya.
Dia menekankan potensi besar hilirisasi pada sumber daya alam seperti rumput laut, garam, ikan tuna, udang, dan ikan tilapia. Menurutnya, hilirisasi komoditas tersebut dapat menciptakan rantai nilai yang lebih inklusif.
"Petani, nelayan itu akan terangkat apabila kita lakukan hilirisasi," tuturnya.
2. Indonesia punya sejumlah kekayaan alam strategis untuk hilirisasi

Pemerintah menegaskan pentingnya hilirisasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian menurun dari 22,04 persen pada 2010 menjadi 18,67 persen di 2023.
Meski demikian, masih terdapat peluang besar dalam upaya industrialisasi dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Indonesia memiliki sejumlah kekayaan alam strategis yang mendukung pengembangan hilirisasi, seperti cadangan nikel sebesar 5,24 miliar ton yang merupakan cadangan bijih terbesar di dunia, serta cadangan bauksit sebesar 3,13 miliar ton.
Selain itu, produksi minyak kelapa sawit (CPO) mencapai 49,7 juta ton, menjadikan Indonesia produsen terbesar dunia. Potensi lain datang dari rumput laut dengan produksi sebesar 9,2 juta ton, menempati peringkat kedua dunia.
3. Daftar 15 komoditas unggulan pemerintah Prabowo untuk dihilirisasi

Guna meningkatkan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah menetapkan 15 komoditas utama untuk dihilirisasi. Komoditas tersebut meliputi:
- Nikel
- Tembaga
- Bauksit
- Timah
- Kelapa sawit
- Kelapa
- Rumput laut
- Minyak bumi
- Gas bumi
- Besi dan baja
- Pasir silika
- Garam
- Ikan Tuna, Cakalang, Tongkol (TCT)
- Udang
- Ikan tilapia