Proyek Kereta Cepat Dievaluasi Total, Fokus Tak Lagi Sekadar Utang

- Pemerintah masih mengkaji beberapa opsi pelunasan utang ke pemerintah China
- Luhut sebut Whoosh hanya tidak menunggu restrukturisasi
- Restrukturisasi proyek Whoosh sudah dibahas dengan pemerintah China
Jakarta, IDN Times – Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek Kereta Cepat Whoosh. Evaluasi ini tidak hanya difokuskan pada aspek utang, tetapi mencakup seluruh aspek proyek.
Danantara saat ini tengah mengkaji berbagai opsi penyelesaian atas proyek milik konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut. Setelah kajian rampung, hasilnya akan disampaikan kepada para pemangku kepentingan, mulai dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan hingga Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
“Karena ada Kementerian Perhubungan, Menko, Menkeu, DEN, dan Pak Luhut. Jadi, kita akan presentasikan agar penyelesaiannya komprehensif, bukan penyelesaian yang berpotensi menimbulkan masalah baru,” ujar Rosan di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
1. Pemerintah masih mengkaji beberapa opsi pelunasan utang ke pemerintah China

Rosan juga menegaskan pemerintah masih mengkaji beberapa opsi pelunasan utang kepada Pemerintah China. Jika kajian telah final, hasilnya akan disampaikan ke sejumlah kementerian dan lembaga terkait.
“Kita akan presentasikan opsi-opsi yang ada agar penyelesaian utang ini bersifat menyeluruh, bukan setengah-setengah yang berpotensi menimbulkan masalah baru,” ujarnya.
Menurut Rosan, penyelesaian yang tepat juga akan memberikan dampak positif bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero) serta pelayanan kereta api secara keseluruhan. Meski demikian, ia belum merinci opsi-opsi yang sedang dikaji, namun berharap semuanya bisa tuntas sebelum akhir 2025.
2. Luhut sebut Whoosh hanya tidak menunggu restrukturisasi

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan proyek kereta cepat Whoosh tidak meminta dukungan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Dia menilai polemik yang muncul soal pembiayaan proyek tersebut seharusnya tidak perlu terjadi karena permasalahannya hanya berkaitan dengan restrukturisasi.
"Seperti kita ribut soal Whoosh. Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restructuring aja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN," kata Luhut dalam seminar "1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
3. Restrukturisasi proyek Whoosh sudah dibahas dengan pemerintah China

Luhut menjelaskan proses restrukturisasi proyek Whoosh sudah dibahas bersama pemerintah China. Dia mengaku menangani proyek itu sejak awal dan menemukan sejumlah persoalan.
Kemudian, proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung itu diaudit bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Setelah dilakukan perbaikan, pihak China disebut bersedia melanjutkan pembicaraan restrukturisasi.
Memang, pergantian pemerintahan membuat proses tersebut sempat tertunda. Saat ini, kata dia, tim masih menunggu keluarnya keputusan presiden (keppres) agar negosiasi dengan pihak China dapat segera dilakukan.
"Sementara China-nya sudah bersedia kok, gak ada masalah. Apa yang nggak bisa diselesaikan kalau kita kompak?" tegasnya.