Queen Maxima Apresiasi Inovasi BTN Bayar Cicilan KPR Pakai Sampah

- Ratu Belanda, Queen Maxima, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang memungkinkan nasabah mengurangi angsuran KPR melalui penukaran sampah rumah tangga.
- Program penukaran sampah menjadi saldo tabungan sejalan dengan komitmen BTN pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan upaya memperluas akses pembiayaan perumahan.
- BTN menargetkan perluasan program ke 100 titik di Pulau Jawa hingga akhir 2026 dan membangun 150.000 unit rumah rendah emisi hingga 2029 dengan 30 persen porsi penggunaan material eco-friendly.
Jakarta, IDN Times – Ratu Belanda, Queen Maxima, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Bank "Plat Merah" itu membuat inovasi yang memungkinkan nasabah mengurangi angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui penukaran sampah rumah tangga.
Penghargaan tersebut disampaikan saat ia meninjau program Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Bekasi, Rabu (26/11/2025).
Dalam kapasitasnya sebagai Advokat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Keuangan (UNSGSA), Ratu Maxima menilai program ini sebagai contoh nyata inovasi sederhana yang memberi dampak besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
1. Sampah jadi saldo tabungan untuk kurangi angsuran KPR

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyebut program penukaran sampah menjadi saldo tabungan adalah salah satu inisiatif yang paling menarik perhatian Ratu Maxima selama kunjungannya.
Program ini sejalan dengan komitmen BTN pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan upaya memperluas akses pembiayaan perumahan.
“Dari sisi ESG, ini tahun kedua kami sangat aktif mendorong proyek yang memanfaatkan sampah rumah tangga untuk dikumpulkan, dikonversi menjadi rupiah, lalu dimasukkan ke tabungan guna mengurangi angsuran hingga 10–15 persen per bulan,” ujar Nixon.
Masyarakat cukup memilah dan menyetor sampah ke bank sampah mitra BTN. Nilai sampah kemudian masuk sebagai saldo tabungan untuk meringankan pembayaran cicilan KPR.
2. Nasabah bisa ringankan cicilan Rp100–Rp200 ribu per bulan

Nixon menjelaskan, nasabah dengan angsuran KPR sekitar Rp1,1–1,2 juta per bulan dapat menghemat Rp100–Rp200 ribu per bulan melalui setoran sampah rumah tangga.
Indonesia menghasilkan rata-rata empat kilogram sampah per keluarga per hari, sehingga potensi ekonominya besar bila dikelola dengan benar.
“Sampah yang selama ini dianggap beban ternyata memiliki nilai ekonomi. Melalui program ini, sampah dipilah, ditimbang, lalu dikonversi menjadi tabungan untuk mengurangi cicilan rumah. Semakin rajin memilah, semakin ringan cicilan mereka,” bebernya.
BTN menargetkan perluasan program ke 100 titik di Pulau Jawa hingga akhir 2026. Inisiatif ini juga mendukung agenda Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pengembangan ekonomi hijau dan percepatan pengelolaan sampah nasional.
3. BTN bidik pembangunan 150 ribu rumah rendah emisi hingga 2029

Selain meninjau program pengelolaan sampah, Ratu Maxima juga mengunjungi rumah rendah emisi yang dibiayai melalui KPR Subsidi BTN. Ia sempat berdialog dengan tiga debitur yakni, Mursidi, Aisyah, dan Fahrudin, yang mewakili pekerja sektor informal dan formal.
BTN menargetkan membangun 150.000 unit rumah rendah emisi hingga 2029. Tahap awal sudah berjalan melalui proyek percontohan dengan delapan pengembang, mencakup 1.317 unit.
“Secara bertahap, akan ada 150.000 rumah dengan 30 persen porsi penggunaan material eco-friendly yang dibiayai BTN hingga 2029,” kata Nixon.
Sementara itu, Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menekankan pentingnya literasi keuangan bagi debitur agar pembayaran KPR tetap aman dan berkelanjutan.
“BTN mendorong para debitur untuk menjaga kemampuan menabung dan memiliki dana darurat untuk menghadapi kebutuhan tak terduga,” ujarnya.
Setiyo menilai tiga nasabah yang ditemui Ratu Máxima penjual bubur, tenaga kesehatan, dan karyawan pabrik yang menunjukkan betapa pentingnya literasi keuangan untuk membantu mereka menabung dan mengelola keuangan dengan lebih baik.
“Dari sampah bisa menjadi tabungan. Nilai sampah yang disetorkan para ibu rumah tangga dapat masuk ke tabungan dan membantu mengurangi cicilan sekitar 10–15 persen,” katanya.


















