Anak Usahanya Right Issue, Garuda Indonesia Menyusul?

- Rencana aksi korporasi masih dalam pembahasan dengan pemegang saham Danantara.
- Right issue sudah dilakukan melalui anak usaha Garuda Indonesia, PT GMFI.
- GMFI menerima inbreng saham dari API dan akan memanfaatkan dana hasil PMHMETD untuk mendukung kegiatan operasional.
Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara soal peluang Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue untuk memperkuat modal perusahaan.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro mengatakan, pihaknya membuka peluang aksi korporasi itu di tahun depan.
“Ke depan, sejalan dengan roadmap aksi korporasi 2026 dalam penguatan kinerja bisnis secara group, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan aksi korporasi lanjutan guna memperkuat kinerja bisnis grup,” ucap Thomas dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
1. Masih dibahas Danantara

Lebih lanjut, rencana aksi korporasi itu juga masih dibahas dengan pemegang saham, yakni Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
“Seluruh opsi tersebut masih akan dikaji dan dibahas lebih lanjut bersama para pemangku kepentingan terkait,” ujar Thomas.
2. Right issue sudah dilakukan melalui anak usaha

Garuda Indonesia sendiri telah melakukan right issue melalui anak usahanya, yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI).
“Proses rights issue sebelumnya telah kami laksanakan melalui GMFI sebagai bagian dari rangkaian aksi korporasi di lini anak usaha kami pada akhir Oktober lalu,” kata Thomas.
Aksi korporasi tersebut sudah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (24/10/2025) lalu. Melalui aksi itu, GMFI menerbitkan sebanyak-banyaknya 124.269.948.745 lembar saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per saham, berdasarkan ketentuan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 sebagaimana diubah dengan POJK No. 14/POJK.04/2019.
Dalam RUPSLB yang digelar bulan lalu, pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (1), (2), dan (3) Anggaran Dasar Perseroan, yang mencakup penyesuaian struktur permodalan dan peningkatan modal ditempatkan serta disetor sehubungan dengan pelaksanaan PMHMETD.
3. Right issue GMFI dibarengi dengan inbreng saham API

Melalui pelaksanaan right issue, GMFI akan menerima penyetoran modal non-tunai (inbreng) dari PT Angkasa Pura Indonesia (API) berupa lahan seluas 972.123 meter persegi di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, mencakup area operasional utama Hanggar 1 hingga Hanggar 4. Nilai lahan tersebut mencapai Rp5,66 triliun.
Kemudian, diikuti dengan transaksi HMETD. Kesuksesan dalam pelaksanaan aksi korporasi itu akan membuat lahan tersebut menjadi bagian vital dari kegiatan perawatan pesawat GMFI, dan juga resmi menjadi aset Perseroan untuk memperkuat basis operasional dan nilai perusahaan.
Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi menjelaskan bahwa langkah itu merupakan fase penting dari transformasi menyeluruh GMFI.
"Dengan memiliki aset strategis dan struktur permodalan yang lebih kuat, GMFI siap memperluas kapasitas bisnis, memperkuat kemandirian operasional, serta memperkokoh posisinya sebagai MRO terintegrasi yang andal di tingkat global,” ujar Andi dikutip dari keterangan resmi, Senin (27/10/2025).
Dana hasil PMHMETD akan dimanfaatkan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional, memastikan standar keselamatan dan kualitas layanan tetap terjaga, serta memperkuat kepercayaan pelanggan.
Dengan struktur ekuitas yang akan menjadi lebih sehat dan dukungan pemegang saham mayoritas baru, GMFI siap melangkah ke fase baru transformasi korporasi yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.

















