Raja Minyak Geser Taipan Pupuk Jadi Orang Terkaya di Rusia 2024

- Vagit Alekperov menjadi miliarder terkaya di Rusia berdasarkan Daftar Miliarder 2024 oleh Forbes, mengalahkan Andrei Melnichenko yang peringkatnya jatuh ke posisi ketujuh.
- Vagit merupakan mantan presiden perusahaan minyak Lukoil dan memiliki kekayaan bersih sebesar 28,6 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp454,3 triliun.
Jakarta, IDN Times – Vagit Alekperov menjadi miliarder terkaya di Rusia berdasarkan Daftar Miliarder 2024 oleh Forbes. Dia mengalahkan raja pupuk Rusia, Andrei Melnichenko yang peringkatnya jatuh ke posisi ketujuh dalam daftar terbaru Forbes.
Pengusaha minyak berusia 73 tahun ini merupakan mantan presiden perusahaan minyak besar di Rusia, Lukoil. Dia tercatat memiliki kekayaan bersih sebesar 28,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau setara dengan Rp454,3 triliun.
Dilansir Forbes, Vagit merupakan mantan pekerja anjungan minyak di Laut Kaspia yang kemudian menjadi wakil menteri pengawas industri minyak di Uni Soviet. Pada 1991, dia mengambil alih tiga ladang minyak besar yang dikuasai oleh Kementerian Rusia untuk membentuk Lukoil.
Kini, Lukoil menjadi perusahaan minyak independen terbesar di Rusia. Pada 2024, Vagit menempati peringkat ke-59 dalam Daftar Miliarder Dunia versi Forbes.
Siapa sebenarnya raja minyak ini? Yuk, simak profil berikut!
1. Vagit ikuti jejak ayahnya sebagai pekerja di industri minyak

Vagit lahir di Baku, Republik Sosialis Soviet Azerbaijan pada 1 September 1950. Dia kini merupakan warga negara Rusia yang bertempat tinggal di ibu kota Moskow.
Saat kecil, ayah Vagit adalah seorang pekerja ladang minyak, yang menginspirasinya untuk mengikuti jejak sang ayah. Dia pun memilih pendidikan di bidang permiyakan dan lulus dari Institut Minyak dan Kimia Azerbaijan pada 1974.
Pada November 1991, pemerintah Rusia mengeluarkan Peraturan Nomor 18 tentang pembentukan kelompok industri minyak bernama Langepas-Uray-Kogalymnef, yang merupakan gabungan dari tiga perusahaan produksi minyak di kota Kogalym, Langepas, dan Uray, serta beberapa kilang, termasuk di Perm, dan Volgograd.
Dua tahun kemudian, Langepas-Uray-Kogalymnef berubah menjadi perusahaan gabungan Lukoil, di mana Vagit diangkat sebagai presiden dan ketua dewan direksi.
2. Vagit adalah pemegang saham terbesar di Lukoil

Lukoil merupakan perusahaan Rusia pertama yang berhasil mengakuisisi perusahaan Amerika. Pada November 2000, mereka menjalin kerja sama dengan Getty Petroleum Marketing, dan 1.300 pompa bensin di AS.
Pada 2002, Vagit memiliki 10,4 persen saham perusahaan. Tujuh tahun kemudian, dia mengakuisisi 11,13 juta saham atau 1,3 persen saham Lukoil, sehingga kepemilikannya meningkat menjadi 20,4 persen. Dia pun menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan minyak tersebut.
Lukoil pertama terkena sanksi oleh AS pada September 2014 ketika Perang Rusia-Ukraina sedang berlangsung. Sedangkan Vagit sendiri juga terkena sanksi serupa yang diberlakukan oleh Inggris dan Australia pada 2022, sebagai dampak dari invasi Rusia ke Ukraina di tahun yang sama.
Sementara itu, Vagit resmi mengundurkan diri sebagai presiden dari perusahaan minyak terkemuka di Rusia tersebut pada April 2022 lalu.
3. Perang dengan Ukraina berdampak ke perekonomian Rusia

Dilansir Hindustan Times, pada 2021, sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Forbes memperkirakan total kekayaan miliarder-miliarder Rusia mencapai 606 miliar dolar AS.
Namun meningkatnya ketegangan politik pada 2022 menyebabkan banyak miliarder Rusia terpukul oleh sanksi Barat, yang berusaha menghukum Presiden Rusia, Vladimir Putin dan rekannya karena menginvasi Ukraina. Total kekayaan miliarder Rusia pun turun menjadi 353 miliarder pada tahun yang sama.
Kendato demikian, harga komoditas yang tinggi dalam dua tahun terakhir, serta pertumbuhan ekonomi Rusia yang berfokus pada perang dan menghambat berbagai sanksi dari negara-negara Barat, telah membantu pemulihan ekonomi di Negeri Tirai Besi itu.
Presiden Putin telah kali memuji kegagalan sanksi-sanksi negara Barat dalam menghancurkan perekonomian Rusia. Dia juga mengemukakan fakta bahwa perekonomian Rusia berkembang lebih cepat tahun lalu.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, perekonomia4n Rusia dinyatakan pulih signifikan dberulangari keterpurukan pada 2022. Tetapi, pertumbuhan tersebut sangat bergantung pada produksi senjata dan amunisi yang didanai negara untuk perang di Ukraina, sehingga menutupi permasalahan yang menghambat peningkatan standar hidup masyarakat Rusia.