Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ratusan Bisnis di 5 Benua Terdampak Serangan Ransomware

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times – Sekitar 800 sampai 1.500 bisnis di seluruh dunia telah terpengaruh  serangan ransomware yang berpusat pada perusahaan teknologi informasi Amerika Serikat (AS) Kaseya, kata kepala eksekutifnya, Senin (5/7/2021).

Fred Voccola, CEO perusahaan yang berbasis di Florida itu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa sulit memperkirakan dampak yang tepat dari serangan yang terjadi pada Jumat lalu tersebut, karena mereka yang terkena dampak sebagian besar  pelanggan dari pelanggan Kaseya.

Kaseya adalah perusahaan perangkat lunak yang menyediakan alat perangkat lunak untuk toko outsourcing TI. Ini merupakan perusahaan yang biasanya menangani pekerjaan back-office untuk perusahaan yang terlalu kecil atau yang memiliki sumber daya terbatas agar dapat memiliki departemen teknologi sendiri.

1. Ratusan bisnis di lima benua terdampak

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Channel News Asia, salah satu perangkat itu berhasil dibobol pada Jumat, memungkinkan para peretas melumpuhkan ratusan bisnis di lima benua.

Meskipun sebagian besar dari mereka yang terkena dampak adalah usaha kecil, seperti kantor dokter gigi atau akuntan, gangguan tetap memiliki dampak besar. Salah satu dampak terparah terjadi di Swedia, di mana ratusan supermarket harus tutup karena mesin kasir mereka tidak beroperasi.

Sementara itu, di Selandia Baru, sekolah dan taman kanak-kanak juga harus ditutup akibat kejadian ini.

2. Hacker menuntut Rp1 triliun

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Peretas atau hacker yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dilaporkan menuntut 70 juta dolar AS atau lebih dari Rp1 triliun untuk memulihkan semua data bisnis yang terpengaruh, meskipun mereka telah menunjukkan kesediaan untuk meredam tuntutan mereka dalam percakapan pribadi dengan pakar keamanan siber dan dengan Reuters.

“Kami selalu siap untuk bernegosiasi,” kata seorang perwakilan peretas kepada Reuters, Senin pagi.

3. Tanggapan perusahaan

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Voccola menolak untuk mengatakan apakah dia siap menerima tawaran para peretas.

“Saya tidak bisa berkomentar ‘ya’, ‘tidak’, atau ‘mungkin’,” katanya ketika ditanya apakah perusahaannya akan berbicara dengan atau membayar para peretas.

“Tidak ada komentar tentang apa pun yang berkaitan dengan negosiasi dengan teroris dengan cara apa pun,” tambahnya.

Penelitian yang diterbitkan oleh perusahaan keamanan siber ESET menyebut ada belasan negara yang berbeda telah terpengaruh oleh pelanggaran tersebut.

Sementara itu pada Minggu, Gedung Putih mengatakan, sedang berupaya menjangkau para korban peretasan untuk memberikan bantuan berdasarkan penilaian risiko nasional yang berlaku.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rehia Sebayang
Umi Kalsum
Rehia Sebayang
EditorRehia Sebayang
Follow Us