Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Armada terbaru Pelita Air, Airbus A320 dengan registrasi PK-PWN. (dok. Pertamina)
Armada terbaru Pelita Air, Airbus A320 dengan registrasi PK-PWN. (dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • Kementerian BUMN tak lagi berwenang dalam mengkaji aksi korporasi BUMN

  • Bos Pertamina ungkap wacana merger Pelita dengan Garuda Indonesia

  • Pertamina mau fokus ke bisnis migas dan EBT

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir memberikan respons singkat soal wacana penggabungan (merger) maskapai pelat merah Pelita Air Service (PAS) dengan Garuda Indonesia.

Erick mengatakan, pembahasan mengenai merger itu dilakukan BPI Danantara. Sementara, Kementerian BUMN hanya memberikan persetujuan.

"Kami dari Kementerian BUMN ikutin nanti policy (kebijakan) yang akan dilakukan Danantara. Kalau kami kan cuma approval (persetujuan) di ujungnya saja. Jadi proses kajian itu ada di Danantara," kata Erick di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/9/2025).

1. Kementerian BUMN tak lagi berwenang dalam mengkaji aksi korporasi BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Erick menekankan, wewenang kajian aksi korporasi BUMN dan juga perbandingan (benchmarking) bukan lagi di ranah Kementerian BUMN. Kementerian yang dipimpinnya itu kini memiliki prinsip mendukung setiap keputusan dan kebijakan Danantara.

"Kita prinsipnya mendukung apa yang akan dilakukan Danantara, tapi prosesnya ujungnya di kami. Tapi yang penting, proses daripada kajian, benchmarking semuanya kan bukan di kami lagi," ujar Erick.

2. Bos Pertamina ungkap wacana merger Pelita dengan Garuda Indonesia

Pelita Air menjadi official airline Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) dalam perhelatan Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) 2025. (dok. Pertamina)

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan pihaknya menjajaki penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Pelita Air merupakan anak usaha Pertamina.

"Untuk airline kami kita sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," kata Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis, dikutip Jumat (12/9/2025).

3. Pertamina mau fokus ke bisnis migas dan EBT

Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan di Kalimantan Timur, Rabu (20/3/2024). Foto Pertamina

Wacana itu diungkapkan mengingat Pertamina akan lebih fokus pada bisnis inti, yakni minyak dan gas (migas) serta energi terbarukan, sehingga perusahaan bisa lebih efisien dalam menjalankan mandat sebagai BUMN energi.

"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy," sebut Simon.

Dengan demikian, unit usaha yang berada di luar bisnis utama (migas dan energi terbarukan) akan dilepas atau dilakukan spin off. Usaha-usaha tersebut akan dikoordinasikan di bawah Danantara dengan pola penggabungan bersama perusahaan-perusahaan sejenis.

"Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," tutur Simon.

Editorial Team