Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Indonesia mendapatkan dana berupa hibah dan pinjaman sebesar Rp1,7 triliun untuk pengembangan pertanian di dataran tinggi (UPLAND). (dok. Kementan)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat dana hibah sebesar 66 juta dolar AS atau sekitar Rp1 triliun untuk proyek pengembangan pertanian di dataran tinggi (UPLAND).

Dana tersebut berasal dari Lives and Livelihood Fund (LLF) Partners, yang terdiri dari Abu Dhabi Fund for Development, Bill and Melina Gates Foundation, King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, Islamic Solidarity Fund for Development, Qatar Fund for Development, dan Islamic Development Bank (IsBD).

Lalu, ada juga pinjaman sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp763 miliar dari International Fund for Agriculture Development (IFAD).

1. Pengembangan pertanian di dataran tinggi buat genjot ekspor

ilustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Direktur Jendral Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan melalui pendanaan bantuan tersebut diharapkan bisa menggenjot ekspor, sekaligus mendukung rogram pemerintah yaitu Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).

"Jadi ada beberapa Lembaga Keuangan dunia yang tadi datang ke Kementan, untuk membahas progres dari kegiatan yang saat ini sudah berjalan," ujar Prihasto dikutip dari keterangan resmi, Selasa (28/2/2023).

2. Bakal dibangun embung hingga pelatihan petani dari dana hibah Rp1,7 triliun

Petani kebun tomat di PPU (IDN Times/Ervan)

Dana hibah tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, seperti pembangunan embung, irigasi, hingga memberikan pelatihan untuk para petani atau peternak terutama di dataran tinggi.

"Kegiatan ini dilaksanakan di 14 kabupeten 7 provinsi yang saat ini sudah berjalan yang dilaksanakan antara lain untuk tanaman pangan, holtikultura, ada perkebunan dan peternakan, sebuah konsep pertanian yang sifatnya terintegrasi," ucap Prihasto.

3. Pertanian di dataran tinggi bisa antisipasi ancaman krisis pangan dunia

ilustrasi bawang putih dan bawang hitam (maxpixel.net)

Prihasto berharap, UPLAND bisa memperkuat posisi pertanian Indonesia, sehingga bisa bertahan dari berbagai goncangan krisis dunia.

"Saya menyampaikan apresiasi dukungan LLF bersama lembaga mitra lainya melalui projek UPLAND untuk Optimalisasi dataran tinggi kita. Dan hasil rekomendasi ini akan kami tindaklanjuti," ujar Prihasto.

Sebagai informasi, kegiatan UPLAND merupakan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari dana hibah luar negeri dengan pemberi pinjaman yaitu Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Perwakilan IsDB, Salah Jalessi mengatakan kegiatan UPLAND memiliki jangka waktu 5 tahun yang dimulai dari tahun 2020 dan berakhir di akhir 2024 dengan fokus pengembangan pada 14 komoditas di 13 Kabupaten.

"Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat petani dan pedesaan sudah sangat dirasakan dan perlu perpanjangan waktu untuk dapat merealisasikan seluruh rencana program di mana dapat dilihat progress di lapangan dan program sudah berjalan sesuai perencanaan," kata Salah.

Editorial Team