Riset: Grab, Gojek, dan Shopee Jadi Contoh Sukses Ekonomi Digital

Jakarta, IDN Times - Ekonomi digital Indonesia terus menunjukkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan nasional. Pada 2024, nilainya mencapai Rp1.860 triliun atau setara 8,4 persen dari PDB, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 5 sampai 6 persen, melampaui laju ekonomi nasional.
Keunggulan sektor ini terletak pada kemampuannya meningkatkan efisiensi, memperluas lapangan kerja, dan mengubah pola konsumsi masyarakat.
“Dengan fokus pada digital, ICOR Indonesia yang saat ini berada di kisaran 6,6 bisa ditekan menjadi 4,3. Artinya, kebutuhan investasi untuk mencapai target pertumbuhan dapat berkurang dari sekitar Rp11.000 triliun menjadi hanya Rp7.040 sampai Rp7.700 triliun. Ini bukan sekadar soal angka, efisiensi ini bisa membuka peluang surplus hingga 3 sampai 6 persen dari PDB,” ujar Board of Advisors Prasasti Center for Policy Studies, Burhanuddin Abdullah, Jumat (15/8/2025).
1. Grab, Gojek, dan Shopee jadi acuan

Tiga platform besar, yakni Grab, Gojek, dan Shopee, menjadi simbol suksesnya transformasi digital di Indonesia. Model bisnis yang mereka jalankan telah menjadi penunjang kehidupan sehari-hari, mulai dari layanan transportasi yang memudahkan mobilitas, pengantaran makanan yang cepat dan praktis, hingga belanja daring yang memberikan akses lebih luas terhadap berbagai produk.
"Penerapan model digital seperti yang dibawa Grab, Gojek, dan Shopee akan memberi dampak besar terhadap efisiensi perekonomian Indonesia," ujarnya.
Prasasti Center for Policy Studies menilai pendekatan yang diterapkan ketiga platform tersebut dapat menjadi acuan untuk mempercepat digitalisasi di 17 sektor utama perekonomian, yang meliputi:
Pertanian, kehutanan, dan perikanan;
Pertambangan;
Manufaktur;
Listrik dan gas;
Pengelolaan air dan limbah;
Konstruksi;
Perdagangan besar dan eceran;
Transportasi dan pergudangan;
Akomodasi dan penyediaan makan minum;
Informasi dan komunikasi;
Jasa keuangan dan asuransi;
Real estat;
Jasa usaha;
Administrasi pemerintahan dan jaminan sosial;
Pendidikan;
Kesehatan;
Jasa lainnya.
2. Efisiensi dan konektivitas

Dengan mengadopsi prinsip efisiensi, konektivitas, dan kemudahan akses yang terbukti sukses di sektor transportasi online dan e-commerce, sektor-sektor ini berpotensi mengalami lonjakan produktivitas, penurunan biaya investasi, serta peningkatan kontribusi terhadap PDB.
“Perilaku kita sudah berubah. Untuk bepergian, cukup memesan lewat Gojek atau Grab tanpa harus mencari ojek pangkalan. Saat lapar di tengah malam, tinggal memesan melalui GrabFood, GoFood, atau ShopeeFood. Bahkan, belanja kini sebagian besar dilakukan secara online,” ujar Piter Abdullah, Policy and Program Director Prasasti.
Menurutnya, transformasi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat dan sekaligus menunjukkan besarnya potensi ekonomi digital Indonesia.
3. Rekomendasi Prasasti

Untuk mewujudkan potensi ini, Prasasti merekomendasikan pemerintah mempercepat pemerataan infrastruktur digital guna memastikan ketersediaan dan keandalan jaringan internet di seluruh wilayah, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Pemerintah juga didorong memberikan insentif bagi pelaku usaha dan memastikan komisi yang layak bagi mitra platform digital, sehingga ekosistem dapat berkembang secara berkelanjutan.
Selain itu, regulasi perlu difokuskan pada menjaga persaingan bisnis yang sehat, menghindari praktik kolusi, dan memastikan harga yang kompetitif sesuai kualitas layanan.
Dengan langkah-langkah tersebut, Prasasti optimistis digitalisasi lintas sektor akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia, membawa negara lebih dekat pada target pertumbuhan 8 persen dan visi Indonesia Emas 2045.