Rosan Ungkap Alasan GBK Bakal Dikelola Danantara

- Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, memasukkan GBK ke dalam ekosistem Danantara untuk mengoptimalkan aset yang besar.
- Rosan menegaskan bahwa pengembangan GBK belum maksimal dan akan dievaluasi secara menyeluruh oleh Danantara.
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani mengungkapkan alasan memasukkan kompleks Gelora Bung Karno ke dalam ekosistem Danantara. Sebelumnya, pengelolaan GBK berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).
Menurut Rosan, GBK merupakan aset yang sangat besar, tetapi utilisasi, dan return of asset, serta return of investment-nya masih sangat kecil dan terbatas.
"Selama ini kan gak ada yang fokus memperhatikan bagaimana pengembangan GBK," kata Rosan kepada awak media saat ditemui usai menghadiri BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Selasa (29/4/2025).
1. Danantara akan buat GBK berdampak lebih ke masyarakat

Rosan menambahkan, Danantara juga tetap akan mengevaluasi pengelolaan GBK secara menyeluruh. Evaluasi pengelolaan dilakukan mengingat aset GBK yang sangat besar, tetapi pengembangannya justru belum maksimal sehingga belum berdampak pada masyarakat luas.
"Itu juga bagaimana supaya nanti sudah masuk Danantara, masyarakat lebih bisa merasakan lagi. Ini PR sangat-sangat besar, tapi akan kita lakukan sehingga GBK akan menjadi ikon baru Jakarta dan Indonesia," kata Rosan.
2. Sesuai arahan Presiden Prabowo

Sebelumnya diberitakan, Rosan memastikan pengelolaan kompleks GBK akan berada di bawah Danantara. Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, aset negara yang dikelola Kemensetneg juga akan dikelola badan tersebut.
“Jadi GBK dan seluruh lokasi yang ada di sini, akan dimasukkan ke dalam Danantara,” kata Rosan usai Town Hall Danantara di Jakarta International Convention Center (JICC), Senin (28/4).
3. Danantara bakal kelola aset 1 triliun dolar AS

Rosan mengatakan, dengan masuknya GBK ke dalam pengelolaan Danantara, maka pihaknya akan mengelola aset senilai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp16 kuadriliun.
Sebelum GBK masuk dalam pengelolaannya, aset yang dikelola Danantara dari BUMN nilainya 982 miliar dolar AS. Nilai aset yang akan dikelola Danantara itu sudah diperhitungkan Prabowo sebelumnya.
"Kalau kita lihat aset BUMN itu 900 miliar dolar AS, sebenarnya sudah lebih dari 900 miliar dolar AS, sudah 982 miliar dolar AS. Kemudian disampaikan juga akan dimasukkan aset lain, dan itu adalah yang kita ada di sini, GBK yang ada di Mensetneg, yang nilainya di value 8 tahun yang lalu nilainya 25 miliar dolar AS,” ucap Rosan.