Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali melanjutkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (25/6/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.300 per dolar AS, menguat 53,5 poin atau 0,33 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp16.353,5 per dolar AS.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah didorong oleh optimisme pasar terhadap pembicaraan damai antara Israel dan Iran. Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan dimulainya gencatan senjata bertahap antara kedua negara.
Meski Trump kemudian mengkritik kedua negara karena dituding melanggar kesepakatan, pasar tetap merespons positif pengumuman tersebut. Harapan pun tumbuh, konflik bisa segera berakhir.
"Pengumumannya telah meningkatkan harapan bahwa konflik 12 hari yang ditandai dengan serangan udara mematikan itu akhirnya akan berakhir," sebutnya.
Dari sisi kebijakan moneter, pasar mencermati pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell yang mengisyaratkan kehati-hatian dalam menanggapi desakan pemangkasan suku bunga.
Dalam sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS, Powell menyebut tarif tinggi yang diberlakukan pemerintahan Trump berpotensi mendorong inflasi naik pada musim panas ini, sehingga The Fed belum merasa perlu mengambil langkah cepat.
"Menurutnya, kondisi pasar tenaga kerja yang masih kuat serta ketidakpastian besar atas dampak dari kebijakan tarif menjadikan The Fed tidak berada dalam posisi tergesa-gesa untuk bertindak," paparnya.
Pada penutupan perdagangan sore ini, rupiah menguat 53 poin setelah sebelumnya sempat menyentuh penguatan 75 poin. Posisi tersebut menguat dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp16.353 per dolar AS.
Untuk perdagangan Kamis (26/6/2025), Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif namun berpeluang ditutup menguat dalam kisaran Rp16.250 hingga Rp16.300 per dolar AS.