Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Hapus Tarif Impor BBM untuk Atasi Kelangkaan BBM Dalam Negeri

Bendera Rusia. (pixabay.com/fotiniya)
Bendera Rusia. (pixabay.com/fotiniya)
Intinya sih...
  • Rusia akan mengimpor ribuan ton BBM dari China, Korsel, dan Singapura.
  • Rusia kehilangan 38 persen kapasitas pengolahan minyak.
  • Rusia perpanjang larangan ekspor BBM.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rusia, pada Rabu (1/10/2025), berencana menghapus tarif impor bahan bakar minyak (BBM) dari luar negeri. Rencana ini sebagai strategi untuk mengurangi dampak kelangkaan BBM imbas serangan Ukraina di fasilitas pengolahan minyak Rusia. 

Pekan lalu, Rusia berencana untuk menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari awalnya 20 persen menjadi 22 persen. Kebijakan ini diusulkan untuk mencegah defisit anggaran Rusia yang disebabkan oleh membengkaknya anggaran untuk perang di Ukraina. 

1. Rusia akan mengimpor ribuan ton BBM dari China, Korsel, dan Singapura

Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengusulkan rencana untuk menghapus tarif impor BBM dan memperbolehkan zat kimia aditif terlarang masuk ke Rusia. Langkah ini sebagai terobosan jangka pendek untuk mengatasi kelangkaan BBM. 

Dilansir The Moscow Times, penerapan kebijakan ini akan mengizinkan masuknya 350 ribu ton BBM dan 100 ribu ton solar per bulan ke pasar domestik di Rusia. Dalam proposal tersebut, terdapat rencana menarik tarif impor untuk perusahaan Rosneft mengimpor BBM dari China, Korea Selatan, dan Singapura. 

Rencananya Moskow juga akan mengimpor 300 ribu ton BBM per bulan dari Belarus. Tak hanya itu, pemerintah juga berencana membatasi mekanisme subsidi dalam mendorong pengolahan BBM dalam negeri yang sekarang lebih rendah dari pasar global. 

2. Rusia kehilangan 38 persen kapasitas pengolahan minyak

ilustrasi kilang minyak (unsplash.com/mantasos)
ilustrasi kilang minyak (unsplash.com/mantasos)

Perusahaan analisa, Ciala mengatakan bahwa Rusia kehilangan hampir 38 persen dari kapasitas pengolahan minyaknya imbas serangan drone Ukraina. Jumlah itu sama dengan 338 ribu ton pengolahan minyak mentah setiap harinya. 

Pada September, sebanyak empat fasilitas pengolahan minyak di Rusia berhenti beroperasi setelah diserang drone. Beberapa pengolahan minyak itu terletak di Leningrad dan Ryazan yang masuk dalam lima besar pusat pengolahan minyak di Rusia, dilansir dari Newsweek.

Ukraina pertama kali melancarkan serangan ke fasilitas pengolahan minyak Rusia pada 2023, tapi tidak terlalu berdampak. Seiring berjalannya waktu dan pembaruan taktik, serangan drone Ukraina mampu membuat kewalahan Rusia dalam memperbaiki fasilitas minyaknya. 

3. Rusia perpanjang larangan ekspor BBM

Sehari sebelumnya, Rusia sudah memperpanjang larangan ekspor BBM dan memperbarui pembatasan pengiriman solar hingga 31 Desember 2025. Langkah Moskow ini untuk menstabilkan pasokan BBM di dalam negeri. 

Kelangkaan pasokan BBM di Rusia ini sudah mencapai 20 persen atau sekitar 400 ribu ton per bulannya. Sedangkan proses pengolahan minyak di Rusia mengalami penurunan signifikan hingga menembus 7 persen sejak Agustus 2025. 

Sebagai informasi, Rusia menjadi produsen minyak terbesar ketiga di bawah Amerika Serikat dan Arab Saudi. Sebelum pemberlakuan larangan ekspor ini, Rusia sudah mengekspor 10-12 persen BBM produksi dalam negeri ke seluruh dunia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

PLN Buka Lowongan Kerja sampai 5 Oktober 2025, Buruan Daftar!

03 Okt 2025, 07:28 WIBBusiness