Saham Teknologi dan Otomotif Naik di Tengah Kabar Pengecualian Tarif
- Pasar saham global, terutama sektor teknologi dan otomotif, mengalami kenaikan signifikan setelah pemerintahan AS mempertimbangkan pengecualian tarif untuk produk impor.
- Kebijakan tarif yang berubah-ubah menimbulkan kebingungan di pasar, meski saham perusahaan seperti Apple, Nvidia, dan General Motors melonjak akibat harapan akan dampak positif dari kebijakan ini.
- Sektor teknologi menjadi penerima manfaat utama setelah pengumuman pengecualian tarif untuk produk elektronik, namun investor tetap waspada karena ketidakpastian kebijakan Trump.
Jakarta, IDN Times - Pasar saham global, termasuk sektor teknologi dan otomotif, mengalami kenaikan signifikan menyusul kabar bahwa pemerintahan Donald Trump mempertimbangkan pengecualian tarif untuk sejumlah produk impor, termasuk elektronik dan komponen otomotif. Pengumuman ini datang setelah keputusan akhir pekan lalu yang mengecualikan ponsel pintar dan komputer dari tarif impor China, memicu gelombang optimisme di kalangan investor.
Namun, kebijakan tarif yang berubah-ubah ini juga menimbulkan kebingungan di pasar. Pada Senin (14/4/2025), Trump mengisyaratkan kemungkinan pengecualian lebih lanjut untuk sektor otomotif, tetapi pernyataannya yang samar membuat pelaku pasar kesulitan memprediksi langkah selanjutnya. Meski demikian, saham perusahaan seperti Apple, Nvidia, dan General Motors melonjak, mencerminkan harapan akan dampak positif dari kebijakan ini.
1. Kenaikan saham teknologi akibat pengecualian tarif elektronik
Sektor teknologi menjadi penerima manfaat utama setelah pemerintah AS mengumumkan pengecualian tarif untuk produk elektronik, termasuk ponsel pintar, komputer, dan peralatan pembuat chip, pada Jumat (11/4/2025). Keputusan ini memberikan kelegaan bagi raksasa teknologi seperti Apple dan Nvidia, yang sangat bergantung pada rantai pasok dari China.
“Kami melihat kenaikan saham sebesar 5-7 persen untuk perusahaan teknologi besar setelah pengumuman ini,” kata David Santoso, analis pasar dari Jakarta Capital Market. “Namun, investor tetap waspada karena Trump menyebut pengecualian ini bersifat sementara, yang bisa mengubah dinamika pasar kapan saja,” tambahnya. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar terus memantau pernyataan resmi dari Gedung Putih.
2. Sektor otomotif ikut terdongkrak oleh sinyal pengecualian
Sektor otomotif juga tidak ketinggalan merasakan efek positif dari sinyal kebijakan baru ini. Pada Senin (14/4/2025), Trump menyebutkan kemungkinan pengecualian tarif untuk komponen otomotif, yang mendorong kenaikan saham perusahaan seperti Ford dan General Motors masing-masing sebesar 4,3 persen dan 4,1 persen.
“Pengecualian tarif ini bisa menunda kenaikan harga kendaraan di pasar AS, yang sangat penting bagi konsumen dan produsen.” kata Lisa Hartono, ekonom otomotif dari Universitas Indonesia.
Namun, ia memperingatkan bahwa kebijakan yang tidak konsisten dapat menghambat investasi jangka panjang di sektor ini. Pelaku industri kini menanti kejelasan lebih lanjut dari administrasi Trump.
3. Ketidakpastian kebijakan tetap jadi tantangan pasar
Meski pasar menyambut baik kabar pengecualian tarif, kebingungan masih membayangi pelaku pasar karena pernyataan Trump yang kerap berubah. Pada Minggu (13/4/2025), Trump menegaskan bahwa tidak ada yang benar-benar lepas dari tarif, menimbulkan spekulasi bahwa pengecualian saat ini mungkin hanya bersifat sementara.
“Ketidakpastian adalah musuh terbesar investor saat ini,” ungkap Maria Widjaja, manajer portofolio di sebuah firma investasi di Jakarta. “Kami berharap ada komunikasi yang lebih jelas dari pemerintahan AS agar pasar bisa merespons dengan lebih stabil.” lanjutnya.
Sementara itu, pasar global terus berfluktuasi, dengan indeks saham seperti S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan moderat sebesar 0,32 persen hingga 1,26 persen pada Senin malam.
