Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saudi dan Qatar Lunasi Utang Suriah ke Bank Dunia

ilustrasi bendera Suriah (commons.m.wikimedia.org/أبو بكر السوري)
Intinya sih...
  • Arab Saudi dan Qatar komitmen lunasi utang Suriah senilai 15 juta dolar AS ke Bank Dunia, untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca perang.
  • Pemerintah Suriah mengapresiasi solidaritas Arab Saudi dan Qatar, berharap inisiatif ini membuka peluang kerja sama baru dengan negara-negara Teluk.

Jakarta, IDN Times – Arab Saudi dan Qatar resmi mengumumkan komitmen mereka untuk melunasi tunggakan utang Suriah ke Bank Dunia senilai sekitar 15 juta dolar AS (sekitar Rp252 miliar). Pengumuman itu disampaikan melalui pernyataan resmi yang dirilis Saudi Press Agency pada Minggu (27/4/2025). Langkah ini menjadi bagian dari upaya terbaru untuk membalikkan nasib ekonomi Suriah setelah bertahun-tahun dilanda perang.

Dalam pernyataannya, kedua negara Teluk itu menyatakan kesiapannya untuk membantu Suriah mengakses kembali dukungan keuangan dan bantuan teknis dari Bank Dunia. Penyelesaian utang ini disebut akan mempercepat pemulihan sektor-sektor penting di negara yang porak-poranda akibat konflik berkepanjangan.

1. Suriah berterima kasih kepada Saudi dan Qatar atas bantuan keuangan

ilustrasi bendera Arab Saudi (pexels.com/Engin Akyurt)

Pemerintah Suriah menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif Arab Saudi dan Qatar dalam membantu melunasi utangnya. Kementerian Luar Negeri Suriah menggambarkan langkah tersebut sebagai bentuk solidaritas antarsaudara di dunia Arab. Mereka juga melihatnya sebagai pembuka jalan untuk mempererat kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.

Dalam pernyataan resminya, Suriah mengungkapkan rasa terima kasihnya secara terbuka.

“Damaskus menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada Qatar dan Kerajaan Arab Saudi atas inisiatif persaudaraan yang mulia untuk menyelesaikan tunggakan keuangan Suriah kepada Bank Dunia, yang berjumlah 15 juta dolar AS,” ujar pernyataan itu, dikutip dari Anadolu Agency, Senin (28/4/2025).

Kementerian menambahkan, kerja sama Arab yang erat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang dihadapi kawasan saat ini.

Suriah juga berharap inisiatif ini dapat membuka peluang kerja sama baru dengan negara-negara Teluk. Pemerintah interim berambisi membangun kemitraan efektif yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendorong stabilitas regional.

2. Pertemuan IMF dan Bank Dunia jadi momentum bersejarah bagi Suriah

ilustrasi bendera Qatar (pexels.com/Engin Akyurt)

Kehadiran Gubernur Bank Sentral Suriah Abdul Qader Hosri dan Menteri Keuangan Suriah di pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia menandai kembalinya Suriah ke panggung keuangan dunia. Hosri menyebut keikutsertaan ini sebagai titik balik bagi masa depan ekonomi negaranya.

Dalam sambutannya, Hosri menyampaikan rasa optimisme terhadap peluang baru bagi Suriah.

“Partisipasi dalam pertemuan ini mewakili awal integrasi Suriah ke dalam sistem keuangan global dan permulaan transformasi ekonomi negara,” katanya, dilansir dari The New Arab, Senin (28/4).

Ia juga menambahkan, pemerintah interim telah memulai langkah-langkah reformasi untuk menyesuaikan lembaga keuangan Suriah dengan standar internasional.

Selain itu, Hosri menyampaikan berbagai pihak dalam sistem keuangan internasional menyerukan pencabutan sanksi terhadap Suriah. Dorongan ini dinilai penting untuk mempercepat rekonstruksi dan membantu negara tersebut mengatasi tantangan besar yang sedang dihadapi.

3. Tantangan rekonstruksi Suriah tetap berat meski bantuan mengalir

ilustrasi bangunan hancur imbas perang (pexels.com/Ahmed akacha)

Meskipun bantuan dari Arab Saudi dan Qatar membawa harapan baru, jalan Suriah untuk bangkit masih penuh rintangan. Biaya rekonstruksi negara itu diperkirakan mencapai ratusan miliar dolar AS setelah hampir 14 tahun konflik bersenjata. Infrastruktur yang hancur, layanan publik yang lumpuh, dan tingkat kemiskinan yang tinggi menjadi tantangan nyata.

Kondisi ini diperparah oleh sanksi-sanksi yang dipimpin Amerika Serikat (AS), yang membatasi keterlibatan internasional dalam pembangunan kembali Suriah. Selama pertemuan di AS, perwakilan dari negara-negara G7 dan Uni Eropa menekankan pentingnya stabilitas jangka panjang Suriah.

Sementara itu, IMF juga bergerak cepat dengan menunjuk ekonom ternama Ron van Rooden untuk memimpin misi ke Suriah. Penunjukan ini menjadi yang pertama dalam 14 tahun terakhir, sekaligus sinyal nyata dukungan lembaga internasional terhadap upaya pemulihan ekonomi Suriah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us