Sejak Awal 2023, Pupuk Indonesia Salurkan 1,5 Juta Ton Pupuk Subsidi

Jakarta, IDN Times - PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan pupuk bersubsidi lebih dari satu juta ton sejak awal 2023 hingga saat ini. Capaian tersebut 60 persen lebih dari target yang ditetapkan pemerintah kepada Pupuk Indonesia untuk tahun ini.
"Sejak Januari hingga 11 Maret 2023, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 1,5 juta ton. Jumlah ini setara dengan 67 persen dari alokasi sampai Maret 2023 sebesar 2,23 juta ton," ucap SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana saat media briefing di Kementerian BUMN, Senin (13/3/2023).
Adapun rincian pupuk bersubsidi yang telah disalurkan Pupuk Indonesia adalah sebesar 885.675 ton urea dan jenis nitrogen, phospat, dan kalium (NPK) sebanyak 614.106 ton.
1. Total alokasi pupuk bersubsidi sesuai aturan pemerintah

Sementara itu, total alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2023 sebesar 7,85 juta ton. Rinciannya, pupuk urea sebesar 4,64 juta ton dan jenis sebesar 3,21 juta ton.
Pupuk Indonesia berencana memproduksi pupuk secara total, baik subsidi maupun nonsubsidi sebesar 12,3 juta ton. Hal tersebut pun melebihi kapasitas produksi yang mampu dihasilkan Pupuk Indonesia, yakni 13,9 juta ton.
2. Stok pupuk bersubsidi

Di sisi lain, dari sisi stok, Wijaya mengatakan bahwa Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 649.374 ton di Gudang Lini III atau tingkat kabupaten.
Jumlah stok tersebut setara 190 persen atau dua kali lipat dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 341.556 ton. Rinciannya, stok urea sebesar 368.014 ton dan NPK sebesar 281.360 ton.
"Stok pupuk bersubsidi hanya disalurkan kepada petani yang berhak sesuai kriteria dari Permentan Nomor 10 Tahun 2022. Bagi petani yang tidak sesuai kriteria maka tidak bisa memperoleh pupuk bersubsidi," ucap Wijaya.
3. Syarat memperoleh pupuk bersubsidi

Wijaya pun menjelaskan syarat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, yakni tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), dan menggarap lahan maksimal dua hektar.
Selain itu, lanjut Wijaya, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada 9 jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao. Sebelumnya, pupuk bersubsidi difokuskan untuk sekitar 72 komoditas.