Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selandia Baru Mengalami Inflasi Tercepat sejak 1990

Bendera Selandia Baru (blogs.loc.gov)
Bendera Selandia Baru (blogs.loc.gov)

Jakarta, IDN Times - Selandia Baru mengalami permasalahan inflasi yang serius dalam beberapa bulan terakhir. Negara tersebut mengalami inflasi yang begitu cepat pada kuartal pertama 2022. Inflasi ini dikabarkan merupakan yang tercepat dalam 32 tahun terakhir.

Sebelumnya, Bank Sentral Selandia Baru telah menaikkan suku bunga sebesar setengah poin demi mengejar siklus pengetatan yang agresif. Inflasi tahunan melonjak menjadi 6,9 persen pada kuartal keempat 2021 lalu berdasarkan data Pemerintah Selandia Baru pada Kamis (21/4/2022).

1. Bank Sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga menjadi 1,5 persen

Ekonom menilai inflasi yang begitu cepat itu merupakan imbal hasil dari obligasi yang jatuh, tulis Bloomberg. Sementara mata uang negara tersebut, dolar Selandia Baru ($ NZ) turun sebesar 0,6 persen belakangan ini. 

Selandia Baru telah melakukan pengetatan kebijakan global karena bank sentral ingin mengantisipasi inflasi yang mengancam perekonomian negara tersebut. Pada pekan lalu, bank sentral menyampaikan inflasiterbesar dalam 22 tahun.

Hal tersebut membuat bank sentral menaikkan suku bunga resmi menjadi 1,5 persen dan Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Adrian Orr, mengatakan bahwa kebijakan ekspansi diperkirakan masih akan terjadi. 

2. Inflasi yang tercepat di Selandia Baru sejak 1990

Inflasi tahunan naik 6,9 persen pada kuartal pertama 2022 jika dibandingkan dengan angka 5,9 persen pada kuartal keempat 2021. Perubahan ini yang tercepat sejak inflasi sebesar 7,6 persen pada kuartal Juni 1990, berdasarkan Badan Statistik Selandia Baru pada Kamis (21/4/2022).

Indeks Harga Konsumen (IHK), salah satu tolak ukur untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya sutu inflasi, naik 1,8 persen pada kuartal pertama di Selandia Baru. Data tersebut ternyata di bawah ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan 2,0 persen untuk kuartal tersebut, dilansir Reuters

Inflasi di Selandia Baru telah menekan perekonomian domestik di negara tersebut. Badan Statistik Data Selandia Baru menunjukkan kenaikan harga untuk makanan, bensin, konstruksi dan perumahan ternyata cukup signifikan.

3. Masyarakat Selandia Baru berbelanja secara daring di Australia

Menanggapi inflasi yang semakin parah, masyarakat Selandia Baru dikabarkan berbelanja secara daring di toko dan platform Australia. Masyarakat Selandia Baru dikabarkan dapat lebih berhemat sebesar 25 hingga 35 persen dari harga yang harus mereka bayar jika membeli di toko-toko lokal, dilansir The Guardian. 

Pada bulan Maret, harga pangan di Selandia Baru 7,6 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Buah dan sayuran naik 18 persen yang pastinya telah memukul banyak rumah tangga.

Awal pekan ini, Menteri Keuangan Selandia Baru, Grant Robertson, mengatakan dirinya yakin inflasi akan terus meningkat yang diakibatkan oleh faktor internasional. Dia tidak mengatakan secara spesifik milestones apa yang mempengaruhi, namun invasi Rusia, sanksi Barat kepada Rusia, dan pakta keamanan China-Kepulauan Solomon dipercaya turut andil dalam kenaikan harga di negara tersebut. 

Konsekuensi jika banyak warga Selandia Baru yang memesan barang atau komoditas dari luar negeri adalah melemahnya kurs dolar Selandia Baru. Saat ini, satu dolar Australia senilai 1096,46 (kurs pada 21 April 2022 pukul 13.53). 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us