Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Induk Fujian China Resmi Beroperasi, Tandingi Kapal Perang AS

dek penerbangan kapal induk Fujian
dek penerbangan kapal induk Fujian (中国新闻社, CC BY 3.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/3.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Kapal Induk Fujian menggunakan sistem peluncuran elektromagnetik.
  • Ambisi militer China mencapai kelas dunia pada tahun 2050.
  • China memproyeksikan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik dengan kapal induk Fujian.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - China mulai mengoperasikan kapal induk terbarunya, Fujian, yang menandai lompatan besar dalam modernisasi militer Beijing. Peresmian kapal induk bertenaga konvensional ketiga ini dihadiri langsung oleh Presiden China Xi Jinping di pangkalan militer Sanya, Pulau Hainan pada Rabu (5/11/2025).

Kapal Induk Fujian (Type 003) merupakan model pertama yang dirancang dan dibangun sepenuhnya di dalam negeri. Peresmian Fujian dianggap sebagai langkah penting China untuk mengejar ketertinggalan dan menantang dominasi Angkatan Laut AS.

Beijing menargetkan untuk membangun militer kelas dunia yang mampu bersaing pada pertengahan abad ini. Berita peresmian ini juga dilaporkan menjadi topik yang ramai di media sosial China, dilansir CNN pada Jumat.

1. Keunggulan sistem peluncuran elektromagnetik Fujian

Kapal Induk Fujian meninggalkan sistem peluncuran ski-jump lama yang digunakan pada dua kapal induk China sebelumnya, Liaoning dan Shandong. Kapal ini mengadopsi Sistem Peluncuran Elektromagnetik atau EMALS, teknologi yang sangat canggih dan rumit.

Sistem EMALS hanya ditemukan pada kapal induk kelas Ford terbaru milik Angkatan Laut AS saat ini. Teknologi ini memungkinkan kontrol kecepatan yang jauh lebih presisi saat meluncurkan pesawat dibandingkan sistem uap tradisional.

Dengan kemampuan ini, pesawat dapat lepas landas dengan muatan senjata dan bahan bakar yang lebih berat dan penuh. Hal ini penting untuk mengoperasikan pesawat pengintai dini KJ-600 dan jet tempur siluman J-35 terbaru milik Angkatan Laut China.

"Fujian adalah lompatan besar bagi China dalam hal kemampuan kapal induknya dibandingkan dua kapal pertama," ujar Brian Hart dari CSIS, dilansir Euronews.

2. Ambisi militer China mencapai kelas dunia

Pengoperasian Fujian adalah wujud upaya modernisasi militer China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping. China berambisi untuk memiliki kekuatan militer yang sepenuhnya modern pada tahun 2035, dan menjadi kekuatan kelas dunia pada tahun 2050.

Saat ini, Angkatan Laut China telah menjadi yang terbesar di dunia jika diukur dari jumlah total kapal yang dimiliki. Kapal-kapal baru diproduksi oleh galangan kapal China dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada kemampuan AS saat ini.

Namun, AS masih unggul signifikan secara teknologi karena memiliki 11 kapal induk yang semuanya bertenaga nuklir. Kapal bertenaga nuklir memungkinkan operasi yang hampir tidak terbatas di laut tanpa perlu mengisi bahan bakar. Sebaliknya, Fujian masih ditenagai bahan bakar konvensional, sehingga memerlukan pengisian ulang di tengah laut atau di pelabuhan.

"Secara keseluruhan, China sedang memperkecil kesenjangan. Mereka mengerahkan dan membangun lebih banyak kapal induk, lebih banyak kapal selam bertenaga nuklir, lebih banyak kapal perusak yang lebih besar dan kapal-kapal lain yang membawa lebih banyak rudal," kata Brian Hart.

3. Memproyeksikan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik

Para analis menilai Beijing sedang berupaya untuk mendominasi perairan terdekatnya, mencakup Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Laut Kuning. Kawasan ini dikenal sebagai Rantai Pulau Pertama (First Island Chain), yang membentang melalui Jepang, Taiwan, dan Filipina.

Jauh di Samudra Pasifik, China berusaha untuk menantang kendali AS di Rantai Pulau Kedua (Second Island Chain). Di area strategis tersebut, AS memelihara fasilitas militer utama, termasuk pangkalan yang berlokasi di Guam.

Kehadiran kapal induk seperti Fujian sangat penting untuk memproyeksikan kekuatan militer jauh dari perairan pesisir China. Kemampuan angkatan laut yang mampu beroperasi di laut lepas ini dikenal sebagai konsep blue-water navy.

"Kapal induk tidak terlalu membantu di Rantai Pulau Pertama, tetapi ia adalah kunci dalam persaingan, jika China menginginkannya, melawan Amerika di kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas," kata Direktur Inisiatif Transparansi Maritim Asia CSIS, Greg Poling, dilansir The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Gempa M6,8 Guncang Jepang, BMKG Pastikan Tak Berimbas Tsunami di Indonesia

09 Nov 2025, 17:16 WIBNews