Sikat Tambang hingga Kebun Ilegal, Prabowo: No More Untouchable

- Prabowo menyelamatkan uang negara triliunan rupiah
- Pemerintah menghentikan praktik tambang dan kebun ilegal
- Prabowo menegaskan bahwa pihak yang protes adalah pelanggar hukum
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Masa di mana ada pihak yang tidak tersentuh hukum atau untouchable telah berakhir, dan semua kasus korupsi akan diusut tuntas.
"Kita bertekad tidak ada kasus-kasus korupsi yang tidak bisa diselidiki. Tidak ada, no more untouchable, gak ada yang untouchable lagi," kata Prabowo saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Senin (20/10/2025), tepat setahun pemerintahannya.
1. Selamatkan ribuan triliun rupiah uang negara

Prabowo memberikan apresiasi tinggi kepada para penegak hukum yang dinilainya telah bekerja keras. Berkat kegigihan mereka, negara berhasil diselamatkan dari kerugian yang nilainya fantastis, yakni lebih dari Rp1.000 triliun.
"Saya terima kasih penegak hukum yang tegar meneruskan tugas yang mulia ini. Juga penegak hukum telah berhasil menyelamatkan lebih dari seribu triliun kerugian negara. Ini yang kita berhasil kita tegakkan," ungkapnya.
2. Praktik tambang dan kebun ilegal disetop

Prabowo memaparkan pemerintah juga telah mengambil alih kembali lebih dari empat juta hektare kebun kelapa sawit ilegal yang beroperasi di dalam kawasan hutan dan melanggar hukum.
Pemerintah berhasil menghentikan praktik tambang ilegal yang telah merugikan negara lebih dari Rp100 triliun. Dia mencontohkan penutupan akses penyelundupan di Bangka Belitung, di mana Angkatan Laut berhasil menangkap sampan pengangkut timah ilegal.
"Saya dilaporkan yang terakhir itu satu sampan isinya timah berhasil ditangkap oleh angkatan laut kita. Ini kita hentikan. Dan ini kita menyelamatkan kurang lebih Rp45 triliun satu tahun," ujarnya.
3. Prabowo sebut ada pihak yang 'teriak-teriak'

Menanggapi adanya kemungkinan protes dari pihak tertentu, Prabowo tidak ambil pusing. Dia secara gamblang menyebut mereka yang tidak senang dengan langkah penegakan hukum adalah pihak yang bersalah.
Menurut orang nomor satu di Indonesia itu, mereka yang teriak-teriak adalah para pelanggar hukum dan pencuri kekayaan rakyat Indonesia yang menjadi salah satu penyebab kemiskinan.
"Mungkin ada pihak-pihak yang teriak-teriak tapi sudah lah. Pihak-pihak itu pihak-pihak yang salah," tambahnya.