Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Silicon Valley Bank Bangkrut, Apa yang Perlu Dilakukan BI dan OJK?

Silicon Valley Bank (dok. SVB)
Silicon Valley Bank (dok. SVB)

Jakarta, IDN Times - Ekonom menilai kolapsnya bank terbesar kedua di Amerika Serikat (AS), Silicon Valley Bank (SVB) patut dinilai sebagai problem yang perlu diperhatikan serius. Apalagi, kolapsnya SVB disebabkan kenaikan suku bunga secara serentak di berbagai negara.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai,
kondisi kebangkrutan SVB menjadi pelajaran bahwa kenaikan suku bunga yang terjadi secara serentak di berbagai negara bisa meningkatkan risiko perbankan yang cukup serius.

"Jadi perbankan domestik pun perlu hati-hati menyusun strategi terutama terkait manajemen risiko," kata Bhima saat dihubungi, Senin (13/3/2023).

1. BI dan OJK perlu lakukan stress test

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana
Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Bhima meminta Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan stress test terkait dampak SVB terhadap aliran pinjaman, modal, dan investasi dengan perbankan domestik.

"Belajar dari kasus Century, investasi yang bermasalah di AS dapat menjalar ke likuiditas perbankan domestik. Sejauh ini, semoga tidak ada dampak sistemik ke bank lokal," ujarnya.

2. Efek SVB bangkrut terhadap startup

Instagram.com/@bhimayudhistira
Instagram.com/@bhimayudhistira

Bhima mengatakan bangkrutnya SVB berefek terhadap pendanaan startup. Sebab, saat era dana murah atau quantitative easing di AS, banyak startup mendapat suntikan permodalan lewat SVB. Sehingga, masalah saat ini dikhawatirkan akan membuat suntikan modal baru ke startup kering.

"Ini akan memperpanjang winter startup. Efek lainnya adalah efisiensi besar-besaran di startup yang secara langsung dan tidak langsung terkait pendanaan dari SVB Bank dan modal ventura afiliasinya," ujarnya.

3. Kebangkrutan SVB Sejak 8 Maret

Google
Google

Sebagai informasi, kebangkrutan SVB mulai tercium sejak Rabu, 8 Maret 2023. Laporan dari CNN Business menyebutkan, kala itu SVB mengumumkan penjualan banyak sekuritas dengan kerugian.

SVB juga mengumumkan bakal menjual saham baru senilai 2,25 miliar dolar AS guna menopang neracanya. Namun, hal tersebut justru memicu kepanikan para perusahaan modal ventura yang kemudian menyarankan perusahaan-perusahaan di bawahnya untuk menarik uang mereka dari SVB.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Umi Kalsum
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us