Taiwan Blokir Huawei dan SMIC dari Daftar Ekspor

- Ekspor baru Taiwan membatasi akses Huawei dan SMIC terhadap teknologi tinggi, sejalan dengan sanksi AS terhadap Huawei sejak 2019.
- Masuknya Huawei dan SMIC ke dalam daftar kontrol ekspor memperburuk tantangan mereka, termasuk penghentian pengiriman chip oleh TSMC.
Jakarta, IDN Times - Taiwan resmi memasukkan dua raksasa teknologi China, Huawei Technologies dan Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), ke dalam daftar kontrol ekspor pada Sabtu (14/6/2025). Langkah ini membatasi akses keduanya terhadap teknologi dan material canggih, terutama untuk pengembangan chip kecerdasan buatan (AI).
Kebijakan ini memperkuat posisi Taiwan dalam rantai pasok semikonduktor global sekaligus menunjukkan dukungannya terhadap upaya internasional membatasi kemajuan teknologi China. Beijing menanggapi keras keputusan ini dan menilainya berpotensi mengganggu hubungan dagang.
1. Kebijakan ekspor baru Taiwan

Administrasi Perdagangan Internasional Taiwan memperbarui daftar entitas strategis, menambahkan Huawei, SMIC, dan anak perusahaannya. Daftar ini membatasi ekspor komponen teknologi tinggi yang berisiko disalahgunakan untuk kepentingan militer atau AI.
Kebijakan tersebut sejalan dengan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei sejak 2019. Sebagai pusat produksi chip global melalui TSMC, Taiwan memiliki pengaruh besar dalam industri ini.
"Kami berkomitmen menjaga keamanan teknologi dan mendukung stabilitas rantai pasok global," ujar pejabat Kementerian Ekonomi Taiwan, dikutip dari Yahoo Finance.
Pemerintah juga menyatakan kekhawatirannya atas upaya China merekrut tenaga ahli dan mencuri teknologi. Kebijakan ini dapat mempersempit ruang gerak Huawei dan SMIC dalam mengembangkan chip AI generasi baru.
2. Dampak pada Huawei dan SMIC

Masuknya Huawei dan SMIC ke dalam daftar kontrol ekspor memperburuk tantangan mereka. Huawei kehilangan akses ke peralatan dan material penting dari Taiwan, sementara SMIC, produsen chip terbesar di China, masih bergantung pada teknologi luar untuk memproduksi chip 7-nanometer.
"Keputusan ini pukulan besar bagi ambisi ChinaCh mencapai kemandirian teknologi," kata analis teknologi di Washington, Ray Wang, dikutip dari South China Morning Post.
Ia menyebut pembatasan ini dapat memperlambat pengembangan chip AI Huawei seperti seri Ascend 910.
TSMC menghentikan pengiriman chip ke perusahaan seperti Sophgo, yang diduga terafiliasi dengan Huawei, setelah ditemukan kesamaan dengan chip Kirin 9000s. Hal ini memaksa Huawei dan SMIC mencari alternatif rantai pasok yang lebih mahal dan berisiko menunda produksi.
3. Reaksi dan ketegangan global

China mengecam keras keputusan Taiwan. Pada Minggu (15/6/2025), Kementerian Perdagangan China menyebut kebijakan ini melanggar hukum internasional dan mengancam akan menempuh jalur hukum.
"China akan mengambil langkah hukum untuk melindungi kepentingan perusahaan kami," ujar juru bicara kementerian, dikutip dari CNBC.
Keputusan ini memperdalam konflik teknologi antara AS dan China. Baru-baru ini, AS juga melarang penggunaan chip Huawei Ascend secara global karena dianggap melanggar regulasi ekspor.
Dilansir Nikkei Asia, larangan ini berdampak pada negara seperti Malaysia yang menggunakan chip tersebut untuk proyek AI nasional.
Analis memperkirakan China akan mempercepat pengembangan teknologi dalam negeri, meski tantangan tetap besar, seperti tingkat produksi chip 7nm SMIC yang hanya sekitar 30 persen.
"China bisa saja membalas dengan membatasi ekspor mineral langka ke Taiwan atau AS," kata seorang analis industri di Beijing.