Tensi Perang Israel-Hamas Meningkat, Ini Sederet Dampaknya untuk RI

Jakarta, IDN Times - Tensi perang Israel dan Hamas masih meningkat. Kondisi ini pun dikhawatirkan akan mempengaruhi laju ekonomi global yang akan turut berdampak ke Indonesia.
Lantas seberapa besar dampak perang ini terhadap ekonomi nasional?
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan dampak konflik Israel-Hamas akan mendorong risk-off sentiment di pasar keuangan global, namun dampaknya tidak akan bersifat lama.
"Kondisi perang akan memberikan sentimen tapi cenderung bersifat temporer," jelasnya Rabu (18/10/2023).
1. Kenaikan harga minyak dunia bakal disrupsi pasar keuangan
.jpg)
Namun, pemerintah perlu mewaspadai dari sisi kenaikan harga minyak global. Apabila beberapa negara Timur Tengah memutuskan untuk ikut dalam konflik ini, maka mereka berpotensi melakukan pemotongan produksi minyak global dalam rangka membiayai perang.
"Dampak ini yang kemudian berpotensi mendisrupsi pasar keuangan Indonesia, APBN, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini diperparah oleh tren harga komoditas lainnya, yang tidak ikut mengalami peningkatan," tegasnya.
2. Kenaikan harga minyak bebani belanja negara

Jika harga minyak terus mengalami kenaikan, dampaknya akan semakin memberatkan karena Indonesia masih menjadi negara net importir alias pengimpor minyak maupun produk minyak (bahan bakar minyak).
"Kondisi tersebut berpotensi membebani belanja negara, apalagi dengan kondisi rupiah yang masih tertekan. Seiring dengan bensin di Indonesia yang masih di subsidi negara maka dampaknya kepada inflasi cenderung terbatas kecuali pemerintah berencana untuk melepaskan subsidi energi secara umum," ungkapnya.
Sementara itu, dampak pada sistem keuangan domestik maupun investasi pun dinilainya sangat terbatas.
"Dampak ke hubungan dagang dan investasi terbatas karena hubungan Indonesia kepada kedua negara tersebut terbatas. Jadi dampaknya cenderung bersifat indirect," tegasnya.
3. Berpotensi dorong lonjakan inflasi global

Lebih lanjut, kedua negara tersebut bukan merupakan sumber pangan global atau energi. Namun tetap harus diwaspadai terkait dampaknya terhadap lonjakan inflasi.
"Jika harga minyak global naik akan memicu kenaikan inflasi global pada gilirannya akan memaksa para bank sentral global untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama," ujarnya.