Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Termasuk China, Investor Mau Bangun Hunian ASN Rp55 Triliun di IKN

Prinsip pertama pembangunan IKN adalah mendesain sesuai kondisi alam. (Dok. IKN)
Prinsip pertama pembangunan IKN adalah mendesain sesuai kondisi alam. (Dok. IKN)

Jakarta, IDN Times - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan, saat ini sudah ada 9 calon investor yang memprakarsai pembangunan hunian di ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur (Kaltim).

Proyek hunian yang diajukan melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) adalah 166 tower dan 159 rumah tapak dengan indikasi nilai investasi atau belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp55 triliun.

"Untuk KPBU hunian, untuk membangun hunian untuk ASN, ini saat ini kita hitung dari proses yang sudah berjalan ini totalnya sekitar Rp55 triliun," kata Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono dalam media briefing secara daring, Jumat (29/12/2023).

1. Investor China mulai berproses menuju tender

Sejumlah pekerja menyelesaikan lahan yang akan menjadi lokasi Presiden Joko Widodo berkemah di titik nol kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Sejumlah pekerja menyelesaikan lahan yang akan menjadi lokasi Presiden Joko Widodo berkemah di titik nol kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Investor China sudah menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study/FS) dan saat ini sedang dievaluasi oleh konsultan independen dengan skema Project Development Facility (PDF).

"Ini minat jumlah huniannya paling banyak. Mereka berminat untuk membangun 60 tower," ujarnya.

Investor dari China sudah memulai rencananya untuk berinvestasi di IKN sejak akhir 2022. Setelah evaluasi feasibility study dilakukan, proyek akan masuk ke fase tender di mana calon investor akan bersaing untuk dipilih dan memulai pembangunan.

"Mereka paling cepat karena mereka memang sudah mulai sejak akhir 2022. Feasibility study sudah selesai dan sekarang dalam fase evaluasi FS," sebut Agung.

2. Investor Malaysia sedang menyelesaikan tahap studi kelayakan

Sejumlah bahan kontruksi berada di lokasi segmen tiga di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Sejumlah bahan kontruksi berada di lokasi segmen tiga di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Selain China, terdapat dua perusahaan dari Malaysia yang terlibat dalam proyek KPBU. Proyek yang diinisiasi investor Malaysia sedang dalam tahap penyelesaian studi kelayakan.

Mereka berupaya menyelesaikan studi tersebut dengan target akhir tahun. Jika tidak, akan dilakukan perpanjangan, yang dapat berlangsung selama 2 atau 3 bulan. Meskipun sudah ada progres, perusahaan dari Malaysia memerlukan data lebih lengkap untuk melengkapi tahap studi kelayakan mereka.

Setelah tahap studi kelayakan, proyek akan melewati fase evaluasi. Proses ini akan dilanjutkan dengan tender dan langkah-langkah berikutnya, mirip dengan proyek yang diajukan investor dari China.

"Tapi intinya mereka sudah berprogres, hanya tinggal mereka butuh data-data lebih lengkap saja," ujarnya.

Investor Malaysia terdiri dari Maxim yang berencana membangun 10 menara ASN, dan IJM 20 menara ASN.

3. Pengusaha properti nasional juga ajukan proyek KPBU

Ilustrasi IKN (Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi IKN (Dok. Kementerian PUPR)

Selain KPBU oleh investor asing, ada pula dari pengusaha dalam negeri yang mengajukan proyek kerja sama dengan pemerintah, yakni Summarecon berencana membangun 6 tower, Trinitiland 8 tower.

Selanjutnya, PT Nindya Karya berencana membangun 8 tower, Intiland 109 townhouse, Ciputra 10 tower dan 20 townhouse, dan Rockfields dengan jumlah proyek yang belum disebutkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us