Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa itu Tokenomics dalam Dunia Kripto? Investor Pemula Wajib Tahu!

ilustrasi token kripto (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
ilustrasi token kripto (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
Intinya sih...
  • Pemula kripto perlu memahami konsep tokenomics sebagai sistem ekonomi di balik aset kripto.
  • Tokenomics mencakup distribusi, nilai, dan keberlanjutan token dalam jangka panjang, memengaruhi valuasi jangka panjang.
  • Total suplai dan distribusi token memengaruhi valuasi jangka panjang serta fungsi token dalam proyek kripto.

Ketika memulai investasi di dunia kripto, banyak pemula hanya fokus pada harga aset tanpa memahami faktor fundamental dibaliknya. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan oleh investor pemula adalah tokenomics, yaitu sistem ekonomi di balik suatu aset kripto. Konsep ini mencakup segala hal yang memengaruhi nilai, distribusi, dan keberlanjutan token dalam jangka panjang.

Tokenomics menjadi semacam fondasi ekonomi bagi setiap proyek kripto. Tanpa struktur tokenomics yang solid, sebuah proyek rentan gagal meskipun teknologinya menjanjikan. Maka dari itu, memahami tokenomics dapat membantu kamu memilih aset yang potensial dan menghindari token yang mengandalkan hype sesaat.

1. Apa itu tokenomics dan mengapa penting?

ilustrasi uang dan bitcoin (pexels.com/David McBee)
ilustrasi uang dan bitcoin (pexels.com/David McBee)

Tokenomics adalah gabungan dari kata “token” dan “economics,” yang mengacu pada sistem ekonomi dari suatu aset digital. Ini mencakup cara token dibuat, dialokasikan, disimpan, dibakar, dan digunakan dalam ekosistemnya. Tokenomics bertujuan memastikan keberlangsungan dan keadilan ekonomi dalam jaringan blockchain tersebut.

Tokenomics yang sehat mampu menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran agar nilai token tetap stabil. Ketika suplai terlalu besar tanpa kontrol, harga bisa jatuh drastis. Sebaliknya, sistem insentif yang dirancang dengan baik bisa menarik lebih banyak pengguna dan investor untuk berpartisipasi dalam ekosistem kripto tersebut.

2. Total suplai dan distribusi token

ilustrasi uang dan bitcoin (pexels.com/Kaboompics)
ilustrasi uang dan bitcoin (pexels.com/Kaboompics)

Total suplai token (terbatas atau tidak) dan cara distribusinya sangat memengaruhi valuasi jangka panjang. Setiap proyek kripto punya jumlah total token yang sudah ditentukan, dikenal sebagai maximum supply. Token tersebut dapat didistribusikan kepada tim pengembang, investor, atau dibagikan ke komunitas.

Distribusi memainkan peran yang penting, karena distribusi yang timpang bisa memunculkan risiko manipulasi harga oleh pemegang besar (whales). Contohnya, Bitcoin hanya memiliki total suplai 21 juta token dan tidak bisa dicetak lagi, yang menciptakan kelangkaan dan meningkatkan nilai seiring waktu. Sementara itu, proyek dengan jumlah token tidak terbatas atau tanpa mekanisme pembakaran bisa mengalami inflasi parah. Itulah kenapa jumlah dan distribusi token perlu diperiksa sebelum berinvestasi.

3. Fungsi token dalam ekosistem

ilustrasi Bitcoin dan Altcoin (pexels.com/Worldspectrum)
ilustrasi Bitcoin dan Altcoin (pexels.com/Worldspectrum)

Token kripto bisa memiliki banyak fungsi tergantung proyeknya. Beberapa digunakan untuk transaksi di jaringan blockchain, sementara yang lain berfungsi sebagai alat voting dalam sistem governance, sebagai reward bagi pengguna aktif, atau sebagai syarat untuk mengakses layanan tertentu. Fungsi yang jelas menunjukkan bahwa token punya nilai guna yang nyata.

Sebagai contoh, Ethereum (ETH) digunakan untuk membayar biaya transaksi di jaringan Ethereum. BNB dari Binance bisa digunakan untuk mendapatkan diskon trading fee, berpartisipasi dalam token sale, dan sebagainya. Token yang punya utilitas nyata lebih mungkin bertahan dalam jangka panjang dibandingkan token yang hanya mengandalkan komunitas dan hype.

4. Ciri-ciri tokenomics yang sehat dan layak dipertimbangkan

ilustrasi membuat strategi saat trading (pexels.com/AlphaTradeZone)
ilustrasi membuat strategi saat trading (pexels.com/AlphaTradeZone)

Tidak semua proyek punya struktur tokenomics yang baik. Tokenomics yang sehat biasanya mencakup alokasi token yang transparan, model insentif yang adil, kontrol terhadap inflasi, serta rencana jangka panjang terhadap penggunaan dana hasil penjualan token. Whitepaper proyek biasanya menjelaskan semua aspek ini secara detail.

Kamu juga perlu melihat apakah ada mekanisme pembakaran token (token burn), sistem vesting bagi tim developer, dan transparansi dalam pelaporan. Semakin detail dan realistis rencana ekonominya, semakin besar peluang proyek tersebut untuk sukses. Jangan tergiur janji keuntungan besar tanpa melihat dasar ekonomi tokennya.

Memahami tokenomics dapat membawa kamu untuk mengambil keputusan investasi yang bijak. Ditengah maraknya proyek kripto yang berlomba menarik investor, hanya token dengan dasar ekonomi kuat yang akan bertahan dalam jangka panjang. Jadi, jangan lupa untuk membekali diri dengan wawasan seputar tokenomics sebelum berinvestasi lebih lanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us