Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tren Properti 2025 yang Harus Diketahui Sebelum Beli Rumah

potret kampanye visual bertema kepemilikan rumah dengan slogan #BanggaRumahSendiri dan #AntiNgontrak²Club (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)
potret kampanye visual bertema kepemilikan rumah dengan slogan #BanggaRumahSendiri dan #AntiNgontrak²Club (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)

Membeli rumah pertama bukan lagi sekadar impian besar bagi generasi milenial. Di tengah tekanan biaya hidup, harga rumah yang terus naik, dan ketidakpastian ekonomi, memiliki rumah justru bisa jadi keputusan finansial yang paling strategis. Tapi kuncinya, kamu harus tahu trennya.

Apalagi pada 2025 ini membawa banyak perubahan menarik dalam dunia properti, mulai dari kebijakan pemerintah, teknologi, hingga cara baru untuk investasi. Nah, agar kamu tidak salah langkah saat memilih rumah pertamamu, berikut lima tren properti terbaru yang perlu kamu tahu sebelum ambil keputusan besar.

1. Insentif pemerintah mempermudah akses rumah pertama

ilustrasi properti (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi properti (freepik.com/senivpetro)

Kabar baik untuk kamu yang belum punya rumah. Pemerintah memperpanjang insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen untuk pembelian rumah pertama, dengan harga jual sampai dengan Rp5 miliar dengan dasar pengenaan pajak sampai dengan Rp2 miliar yang berlaku hingga Juni 2025.

Artinya, kamu bisa menghemat pajak puluhan juta rupiah dari harga rumah. Tujuan kebijakan ini jelas, yaitu mendorong milenial agar bisa lebih cepat memiliki hunian tanpa harus terbebani biaya tambahan di awal.

Selain itu, batasan penghasilan untuk bisa membeli rumah subsidi juga diperlonggar. Sekarang, milenial di wilayah Jabodetabek dengan gaji hingga Rp12 juta (untuk individu) atau Rp14 juta (untuk pasangan) bisa mengakses rumah subsidi. Ini artinya, peluangmu untuk punya rumah di kawasan berkembang seperti Bekasi Timur, Parung Panjang, atau Tangerang makin besar.

2. Penurunan suku bunga meningkatkan daya beli

ilustrasi suku bunga (freepik.com/Freepik)
ilustrasi suku bunga (freepik.com/Freepik)

Setelah beberapa waktu mengalami tren suku bunga tinggi, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,75 persen pada Januari 2025, setelah sebelumnya berada di 6,25 persen pada September 2024. Penurunan ini tentu berdampak langsung pada bunga KPR.

Dengan bunga yang lebih ringan, cicilan bulanan pun jadi lebih bersahabat bagi milenial yang ingin mencicil rumah pertamanya. Efeknya mulai terasa sejak kuartal akhir 2024: transaksi KPR tumbuh hingga 58 persen karena banyak orang memanfaatkan momen ini untuk mengajukan kredit rumah.

Kalau kamu sedang mempertimbangkan untuk mengajukan KPR, 2025 bisa jadi tahun yang ideal karena biaya pinjaman lebih rendah dan daya beli meningkat. 

3. Minat terhadap rumah pintar dan ramah lingkungan

potret rumah dengan konsep open space dan terdapat sky light (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)
potret rumah dengan konsep open space dan terdapat sky light (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)

Rumah bukan cuma tempat tinggal, tetapi juga cerminan gaya hidup. Di 2025, milenial semakin memilih rumah yang dilengkapi dengan teknologi smart home seperti lampu otomatis, sensor keamanan, hingga panel surya. Selain terlihat modern, teknologi ini juga mendukung efisiensi energi dan kenyamanan hidup sehari-hari.

Tren rumah ramah lingkungan pun semakin diminati. Rumah dengan ventilasi alami, penggunaan material daur ulang, dan fasilitas hemat energi bukan cuma baik untuk bumi, tetapi juga bisa menekan biaya listrik dan air dalam jangka panjang. Pengembang mulai banyak yang menawarkan hunian dengan konsep “green living” karena tahu ini adalah nilai penting bagi generasi muda.

4. Pergeseran investasi properti ke pendapatan pasif

potret ruko di kawasan berkembang (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)
potret ruko di kawasan berkembang (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)

Jika dulu orang membeli rumah dengan harapan harga naik dalam 5–10 tahun, sekarang milenial lebih fokus ke pendapatan pasif. Misalnya, menyewakan rumah via platform seperti Airbnb atau menyulap ruko jadi co-working space yang produktif. Ini jadi cara baru memaksimalkan properti sejak awal.

Dengan tren kerja fleksibel dan ekonomi digital, banyak orang kini mencari tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Properti yang bisa memenuhi dua fungsi ini jadi incaran investor muda. Jadi, kalau kamu ingin beli rumah untuk ditinggali dan juga menghasilkan pemasukan, cari lokasi yang berkembang, dekat kampus, atau kawasan komersial.

5. Permintaan rumah terjangkau di lokasi strategis meningkat

potret rumah di lokasi strategis (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)
potret rumah di lokasi strategis (dok.pribadi/Afifah Amalia Dewi)

Meski harga rumah terus naik, permintaan terhadap rumah dengan harga di bawah Rp200 juta justru melonjak. Terutama di wilayah yang masih berkembang tetapi punya prospek cerah, seperti Bekasi Timur, Parung Panjang, atau Tangerang. Lokasi-lokasi ini semakin terkoneksi dengan transportasi publik dan infrastruktur jalan yang terus dibangun.

Menurut laporan dari Rumah123 dan 99.co, kategori rumah di bawah Rp200 juta adalah yang paling banyak dicari pada 2024 dan diprediksi akan terus tumbuh di 2025. Para developer pun merespons tren ini dengan memperbanyak proyek rumah sederhana di lokasi strategis agar bisa menjangkau milenial yang ingin tinggal dekat kota tetapi tetap hemat.

Menjadi generasi milenial bukan berarti kamu harus kalah start dalam urusan punya rumah. Justru dengan memahami tren properti di tahun 2025, mulai dari insentif pemerintah, peluang KPR murah, hingga perubahan cara berinvestasi, kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dan berdaya saing.

Jangan sekadar ikut-ikutan atau menunda tanpa strategi. Rumah bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi tentang cara kamu membangun masa depan yang stabil dan penuh peluang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us