Ericsson Bakal PHK Massal 8.500 Pegawai

Demi efisiensi perusahaan

Jakarta, IDN Times - Perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 8.500 pekerjanya. Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari upaya efisiensi.

Dilansir CNBC, juru bicara Ericsson mengatakan bahwa PHK massal merupakan bagian dari percepatan upaya pengurangan biaya struktural, seperti yang diumumkan pada Hari Pasar Modal perusahaan pada 15 Desember.

"Cara pengurangan jumlah karyawan akan dikelola akan berbeda tergantung pada praktik negara setempat," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.

1. PHK akan berlangsung hingga 2024

Ericsson Bakal PHK Massal 8.500 Pegawaiilustrasi PHK (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Juru bicara tersebut mengatakan sebagian besar PHK akan berlaku pada paruh pertama tahun 2023, namun dapat diperpanjang hingga tahun 2024.

"Tujuan kami adalah untuk mengelola proses di setiap negara dengan adil, hormat, profesional dan sejalan dengan undang-undang ketenagakerjaan setempat. Setiap dampak terhadap karyawan akan dikomunikasikan terlebih dahulu kepada mereka," ujarnya.

Baca Juga: Badai PHK Terus Berlanjut, Giliran OYO Umumkan PHK 600 Karyawan

2. Pekerja paling terdampak diperkirakan di wilayah Amerika Utara

Ericsson Bakal PHK Massal 8.500 PegawaiPixabay

Sebelumnya, Reuters memberitakan bahwa Senin lalu, perusahaan mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 1.400 pekerjaan di Swedia.

Meskipun Ericsson tidak mengungkapkan wilayah geografis mana yang akan paling terpengaruh, para analis memperkirakan bahwa Amerika Utara kemungkinan akan paling terpengaruh dan pasar-pasar yang sedang berkembang seperti India akan paling sedikit terkena dampaknya.

3. Ericsson berencana efisiensi hingga 880 juta dolar AS

Ericsson Bakal PHK Massal 8.500 PegawaiIlustrasi Hemat Uang (iol.co.za)

Perusahaan mengatakan pada bulan Desember bahwa mereka akan memangkas biaya sebesar 880 juta dolar AS pada akhir 2023, menyikapi permintaan yang melambat di beberapa pasar, termasuk Amerika Utara.

"Adalah kewajiban kami untuk mengurangi biaya ini agar tetap kompetitif," kata Ekholm dalam memo tersebut.

Banyak perusahaan telekomunikasi telah meningkatkan persediaan mereka selama puncak pandemik yang sekarang menyebabkan melambatnya pesanan untuk pembuat peralatan telekomunikasi.

Baca Juga: 9 Alasan Perusahaan PHK Karyawan yang sesuai UU Ketenagakerjaan

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya