Kemenhub Proyeksi Pergerakan Masyarakat saat Nataru Capai 110,67 Juta

- Kementerian Perhubungan proyeksikan 39,3% atau 110,67 juta masyarakat bergerak selama Natal dan Tahun Baru.
- Mayoritas masyarakat (53,8%) memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk perjalanan liburan.
- Potensi pergerakan antar provinsi sebesar 19,84% atau 55,86 juta dan dalam provinsi sebesar 19,46% atau 54,81 juta.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan pergerakan masyarakat selama momentum Natal dan Tahun Baru mencapai 39,3 persen atau 110,67 juta.
Mayoritas masyarakat atau 53,8 persen di antaranya memilih menggunakan kendaraan pribadi.
"Potensi pergerakan masyarakat ini merupakan hasil survei yang dilakukan pada periode 23 hingga 30 Oktober 2024," ucap Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
1. Pergerakan masyarakat antar provinsi diproyeksi tembus 55,86 juta

Dudy pun merincikan potensi pergerakan antar provinsi sebesar 19,84 persen, atau 55,86 juta, sedangkan potensi pergerakan dalam provinsi sebesar 19,46 persen atau 54,81 juta.
Kemudian, alasan melakukan perjalanan dalam liburan ke lokasi wisata ada sebanyak 45,63 persen, diikuti dengan liburan untuk pulang kampung 32,36 persen merayakan natal dan tahun baru di kampung halaman 19,96 persen serta tugas atau pekerjaan 2 persen.
Di sisi penggunaan kendaraan, Dudy memaparkan bahwa akan ada sebanyak 59,52 juta masyarakat atau sebesar 53,78 persen yang memilih menggunakan kendaraan pribadi.
"Sedangkan prediksi dalam menggunakan angkutan umum berdasarkan data terkoreksi sebagai berikut. Bus ada 6,54 juta masyarakat, Kereta Api antar kota 3,44 juta, pesawat 4,14 juta, kapal penyebrangan 3,40 juta, dan kapal laut 2,38 juta," ujarnya.
2. Sebanyak 2,5 juta penumpang akan berpergian melalui terminal

Lebih lanjut dari sisi penggunaan terminal, Kemenhub memproyeksikan akan ada 2,5 juta pengunjung.
Dengan rincian terminal keberangkatan tertinggi antara lain Terminal Kalideres, Terminal Pulogebang, Terminal Purabaya, Terminal Rajabasa, dan Terminal Induk Bekasi.
"Sedangkan terminal tujuan yang diproyeksi akan mengalami peningkatan pengunjung adalah Terminal Giwangan, Terminal Leuwipanjang, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Amplas dan Terminal Daya," kata dia.
3. Sebanyak 6,8 juta penumpang akan padati lima stasiun

Lalu prediksi penumpang melalui penyebrangan ada sebanyak 1,6 juta, dengan penyebrangan asal adalah Merak, Lembar, Bakauheni, Kolaka, dan Tanjung Api-api. Sedangkan penyebrangan tujuan adalah Bakauheni, Adang Bay, Merak, Bajo, dan Muntok.
Dudy melanjutkan, terdapat lima stasiun Kereta Api asal yang diprediksi akan dipadati penumpang hingga 6,8 juta pengunjung antara lain Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Bekasi, Stasiun Bandung, Stasiun Gubeng. Sedangkan stasiun tujuan adalah Stasiun Lempuyangan, Stasiun Tugu, Stasiun Tawang, Stasiun Bandung, dan Stasiun Pasar Senen.
Lalu ada lima pelabuhan asal terpadat dengan proyeksi jumlah pengguna sebanyak 1,3 juta antara lain Makassar New Port, Ende, Bau Bau, Tanjung Perak dan Falabisahaya. Sedangkan pelabuhan tujuan adalah Tanjung Perak, Makassar New Port, Gorontalo, Balikpapan dan Ambon.
4. Daftar proyeksi bandara terpadat di momentum Nataru

Selanjutnya ada lima bandara asal terpadat dengan proyeksi pengguna mencapai 8,2 juta orang antara lain Bandara Soekarno Hatta, Sultan Hasanuddin, Juanda, Kualanamu, dan Sepinggan.
Sedangkan untuk bandara tujuan terpadat antara lain Bandara Soekarno Hatta, I Gusti Ngurah Rai, Kualanamu, dan Yogyakarta International Airport.
Lebih lanjut terkait pemilihan rute nasional untuk pengguna mobil, Dudy mengatakan, secara keseluruhan Jalan Tol Trans Jawa mendominasi dengan persentase pengguna sebesar 6,67 juta kendaraan, Jalan Tol Trans Sumatera 5,31 juta, dan Jalan Tol Cipularang 2,22 juta.
"Rute nasional untuk pengguna motor, jalur pantai utara atau Pantura Jawa mendominasi dengan 34,81 persen dan jalur lintas tengah jawa 29,11 persen," kata Dudy.
Selanjutnya dari hasil survei Nataru 2024-2025, terdapat potensi pergerakan di 10 daerah utama di Indonesia. pergerakan mayoritas di pulau jawa dari daerah asal sebanyak 56,38 persen atau 62,4 juta orang dan daerah tujuan 59,89 persen atau 66,8 juta orang.