Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Solusi Tekan Prevalensi Perokok

Jumlah perokok dewasa naik jadi 69,1 juta di 2021

Jakarta, IDN Times - Produk tembakau alternatif, seperti vape atau produk tembakau yang dipanaskan dan kantong nikotin, diklaim dapat menjadi salah satu pilihan bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap rokok.

Ada tiga negara yang sukses menurunkan angka perokok dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif.

"Produk tembakau alternatif merupakan hasil inovasi yang dikembangkan oleh industri tembakau. Produk tersebut menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction), sehingga mengeliminasi proses pembakaran dan memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok," ucap Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, dalam keterangan pada Rabu (18/10/2023).

1. Alasan produk tembakau alternatif lebih rendah risiko

Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Solusi Tekan Prevalensi Perokokilustrasi rokok (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terjadi penambahan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021. 

Menurut Dimas, sebagian produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, menerapkan sistem pemanasan untuk menghantarkan nikotin, bukan melalui sistem pembakaran seperti rokok.

"Oleh karena itu, produk tersebut memiliki risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok," jelasnya.

Baca Juga: Temui Buruh Pabrik Rokok, Ganjar Bicara Iklim Hubungan Industrial

2. Tren perokok menurun di Inggris, Swedia dan Jepang

Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Solusi Tekan Prevalensi Perokokilustrasi rancangan undang-undang (IDN Times/Aditya Pratama)

Fakta soal risiko produk tembakau lebih rendah dibuktikan dalam kajian ilmiah Public Health England, yang saat ini dikenal sebagai UK Health Security Agency. Pada 2018, lembaga di bawah Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial Inggris itu merilis laporan berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products.”

Berkat pemanfaatan produk tembakau alternatif, jumlah perokok di Inggris mencapai 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa pada 2021. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 14 persen.

Sementara di Jepang, prevalensi merokok pada 2020 mencapai sekitar 20,10 persen, mengalami penurunan 0,40 persen dari 2019. Selain itu, pada 2022, prevalensi merokok di Swedia turun menjadi sekitar 5,6 persen dari total populasi.

3. Pemerintah perlu perbanyak kajian ilmian terkait produk tembakau alternatif

Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Solusi Tekan Prevalensi PerokokIlustrasi dokumen. (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan demikian, Dimas mendukung pemerintah untuk berpartisipasi aktif dengan memperbanyak kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif di dalam negeri.

Tujuannya agar masyarakat, terutama perokok dewasa, mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang pemanfaatan dan profil risiko dari produk tersebut secara lebih spesifik.

“Dengan adanya hasil kajian ilmiah yang komprehensif, masyarakat dapat diberikan informasi yang lebih baik, pemahaman yang lebih akurat, dan kesadaran yang lebih tinggi tentang profil risiko dari produk tembakau alternatif. Hal ini memungkinkan perokok dewasa untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan memotivasi perubahan perilaku menuju pola hidup yang lebih baik,” ucap Dimas.

Baca Juga: Temui Buruh Pabrik Rokok, Ganjar Bicara Iklim Hubungan Industrial

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya